tag:blogger.com,1999:blog-53024930503095967542024-03-05T15:17:51.052-08:00Kasih Sayang Bundakasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.comBlogger40125tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-83083549538813180802011-05-25T02:08:00.000-07:002011-05-25T02:08:33.403-07:00LARUTAN ELEKTROLITLarutan elektrolit dan non elektrolit<br />
<br />
Pada tahun 1884, Svante Arrhenius, ahli kimia terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala, Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.<br />
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan.<br />
Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut.<br />
HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)<br />
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)<br />
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-<br />
<br />
Larutan elektrolit terbagi menjadi 2 macam, yaitu elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah<br />
<br />
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan.<br />
<br />
Contoh :<br />
NaCl(s) → Na+ (aq) + Cl- (aq)<br />
<br />
Contoh larutan elektrolit kuat :<br />
<br />
Asam, contohnya asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), asam klorida (HCl)<br />
<br />
Basa, contohnya natrium hidroksida (NaOH), kalium hidroksida (KOH), barium hidroksida (Ba(OH)2)<br />
<br />
Garam, hampir semua senyawa kecuali garam merkuri<br />
<br />
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik).<br />
<br />
Contoh :<br />
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)<br />
<br />
Contoh senyawa yang termasuk elektrolit lemah :<br />
<br />
CH3COOH, HCOOH, HF, H2CO3, dan NH4OH<br />
Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar)<br />
<br />
Sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus listrik.<br />
<br />
Contoh : larutan gula, ureakasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-43392507012698598482011-05-25T02:00:00.000-07:002011-05-25T02:00:41.395-07:00ASAM BASAPenetralan asam basa<br />
<br />
Mengingat asam dalam air menghasilkan ion H + dan basa dalam air akan menghasilkan ion OH -, maka bila kedua larutan dicampur ion H + akan bereaksi dengan ion OH - menghasilkan air. Larutan tidak lagi bersifat asam maupun basa, reaksi semacam ini disebut reaksi netralisasi (penetralan) yang dapat ditulis ditulis sebagai berikut:<br />
Asam + Basa --> Garam + Air<br />
<br />
Pada reaksi asam dan basa kosentrasi asam dan basa dapat ditentukan dengan suatu metode kuantitatif dengan cara titrasi, yaitu cara analisis tentang pengukuran jumlah larutan yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan tepat dengan zat yang terdapat dalam larutan asam atau basa dengan ditandai adanya perubahan warna. Pada saat perubahan warna, titrasi dihentikan dan kadar asam basa dapat ditentukan dengan perhitungan stoikiometri.<br />
a. Penetralan asam kuat oleh basa kuat<br />
<br />
Mula-mula pH larutan naik sedikit demi sedikit, kemudian terjadi perubahan yang cukup drastis pada sekitar titik ekivalen. Titik ekivalen terjadi pada saat pH larutan 7, dimana asam dan basa tepat habis bereaksi. Untuk menunjukkan titik ekivalen dapat digunakan indikator mrtil merah, bromtimol biru atau fenolftalein. Indikator-indikator tersebut menunjukkan perubahan warna pada sekitar titik ekivalen. Fenolftalein lebih sering digunakan karena memberikan perubahan warna yang lebih tajam disekitar titik ekivalen.<br />
b. Penetralan asam lemah oleh basa kuat<br />
<br />
Titik ekivalen berada diatas 7, yaitu antara 8 dan 9. Lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu antara pH ± 7 sampai pH ± 10. Sebagai indikator digunakan fenolftalein, karena jika menggunakan metil merah akan terjadi perubahan warna sebelum tercapai titik ekivalen.<br />
c. Penetralan basa lemah oleh asam kuat.<br />
<br />
Titik ekivalen berada dibawah 7, lonjakan perubahan pH pada sekitar titik ekivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan, yaitu antara pH ± 7 sampai pH ± 4. Sebagai indikator digunakan metil merah (trayek ; 4,2 - 6,3)kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-71704781935132886642011-05-25T01:45:00.000-07:002011-05-25T01:48:39.526-07:00ASAM BASA<h3>Bagaimanakah urutan kekuatan asam dari senyawa-senyawa HCl, HClO, HClO2, HClO3, dan HClO4?</h3><div><b> Trend kekuatan asam diatas dapat ditentukan dengan parameter berikut:</b> <br />
<ul><li> <span lang="SV" xml:lang="SV"> Kekuatan asamnya akan semakin besar dengan semakin banyaknya oksigen yang terikat pada atom pusat.</span> </li>
<li> <span lang="SV" xml:lang="SV"> Kekuatan asam akan semakin besar dengan semakin besarnya bilangan oksidasi atom pusat (dalam kasusini adalah atom Cl)</span> </li>
</ul><div style="text-align: justify;"><span lang="SV" xml:lang="SV"> Dengan menggunakan parameter diatas tentunya kamu sudah bisa mengurutkan kekuatan asam dari senyawaan diatas bukan? Untuk mengetahui “Kenapanya” maka anda bisa membaca keterangan berikut ini dan Struktur asam-asam tersebut adalah:</span> </div><div align="center"><img align="center" src="http://media.ohlog.com/sahri_as-bs-urutan.jpg" style="height: 159px; width: 209px;" /> </div><b> Penjelasan secara kualitatif</b> <br />
<div style="text-align: justify;">Menurut Bronsted-Lowry asam adalah donor proton, jadi kekuatan asam ditentukan oleh seberapa mudah suatu spesies untuk mendonorkan protonnya. Semakin mudah suatu spesies mendonorkan protonnya maka keasamannya akan semakin kuat begitu juga dengan sebaliknya. Mudah tidaknya suatu spesies asam untuk mendonorkan protonnya dapat dilihat dari seberapa besar harga Ka dan seberapa besar asam tersebut terionisasi dalam larutan.</div><div style="text-align: justify;">Kita perhatikan senyawaan HClO, HClO<sub> 2</sub>, HClO<sub> 3</sub>, dan HClO<sub> 4</sub> yang terionisasi dalam air dengan reaksi sebagai berikut:</div>HClO + H<sub> 2</sub> O -> H<sub> 3</sub> O<sup> +</sup> + ClO<sup> -</sup> <br />
HClO<sub> 2</sub> + H<sub> 2</sub> O -> H<sub> 3</sub> O<sup> +</sup> + ClO<sub> 2</sub> <sup> -</sup> <br />
HClO<sub> 3</sub> + H<sub> 2</sub> O -> H<sub> 3</sub> O<sup> +</sup> + ClO<sub> 3</sub> <sup> -</sup> <br />
HClO<sub> 4</sub> + H<sub> 2</sub> O -> H<sub> 3</sub> O<sup> +</sup> + ClO<sub> 4</sub> <sup> -</sup> <br />
<div style="text-align: justify;">Semakin besar jumlah spesies asam yang terionisasi maka asam tersebut akan semakin kuat dan sebaliknya.</div><div style="text-align: justify;">Bagaimana kita dapat menentukan asam-asam diatas, yang mana yang akan terionisasi sempurna dan mana yang terionisasi sebagian untuk dapat kita gunakan dalam menentukan kekuatan asamnya?</div><div style="text-align: justify;">Cara yang dapat kita gunakan adalah dengan menentukan kestabilan anion sisa asam dalam larutan yaitu anion ClO<sup> -,</sup> ClO<sub> 2</sub> <sup> -</sup>, ClO<sub> 3</sub> <sup> -</sup>, dan ClO<sub> 4</sub> <sup> -.</sup> Semakin stabil anionnya maka semakin banyak asamnya terionisasi dan otomatis asamnya semakin kuat.</div><div style="text-align: justify;">Bagaimana kita dapat menentukan kestabilan anion-anion tersebut?</div><div style="text-align: justify;">Jawabanya adalah dengan cara melihat bagaimana anion tersebut mendistribusikan muatan negatifnya ( atau dengan kata lain melihat struktur resonansinya). Semakin banyak jumlah atom oksigen maka anion diatas semakin stabil, karena semakin banyak jumlah atom oksigen yang dapat menerima pendistribusian muatan negatifnya, hal ini juga berarti anion tersebut memiliki banyak struktur resonansi.</div><div style="text-align: justify;">Sebagai ilustrasi, kita lebih ringan membawa suatu beban bersama 4 orang daripada membawa beban yang sama dengan dua orang saja. Untuk kasus diatas anggap saja bebanya adalah muatan negatif, ion ClO<sub> 4</sub> <sup> -</sup> dapat mendistribusikan muatan negatifnya pada 4 atom oksigen sedangkan ion ClO<sub> 3</sub> <sup> -</sup> hanya dapat mendistribusikan muatan negatifnya pada 3 atom oksigen, dua untuk ion ClO<sub> 2</sub> <sup> -</sup>, dan sayangnya ion ClO<sup> -</sup> tidak bisa mendistribusikan muatan negatifnya, sehingga ClO<sub> 4</sub> <sup> -</sup> jauh lebih stabil dibanding anion yang lain.</div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian urutan anion yang stabil diatas adalah ClO<sub> 4</sub> <sup> -</sup> >ClO<sub> 3</sub> <sup> -</sup> >ClO<sub> 2</sub> <sup> -</sup> >ClO<sup> -</sup> . Ingat semakin stabil anion artinya semakin banyak asam yang terionisasi sehingga kekuatan asamnya juga semakin besar oleh sebabitu urutan kekuatan asamnya dari yang terbesar adalah HClO<sub> 4</sub> > HClO<sub> 3</sub> > HClO<sub> 2</sub> > HClO.</div><b> <span lang="SV" xml:lang="SV"> Dengan melihat harga Ka/pKa</span> </b> <br />
<span lang="SV" xml:lang="SV"> Harga pKa dari asam diatas adalah:</span> <br />
<span lang="SV" xml:lang="SV"> pKa HCl = -8<br />
pKa HClO = 7,53<br />
pKa HClO<sub> 2</sub> = 2<br />
pKa HClO<sub> 3</sub> = -1<br />
pKa HClO<sub> 4</sub> = -10</span> <br />
<div style="text-align: justify;">Semakin kecil harga pKa maka semakin kuat keasamannya, jadi menurut harga diatas maka kekuatan asamnya dari yang terbesar adalah HClO<sub> 4</sub> > HCl >HClO<sub> 3</sub> > HClO<sub> 2</sub> > HClO. Dari data diatas harga pKa HCl, HClO<sub> 3</sub>, dan HClO<sub> 4</sub> adalah negatif disebabkan asam-asam ini adalah asam kuat. kekuatan HCl adalah bisa dikatakan hampir sama dengan HClO<sub> 4</sub>, kemungkinan ini disebabkan karena HCl dalam bentuk larutan [HCl (aq)] bersifat sebagai senyawa ionik sehingga HCl mudah melepaskan protonnya. <span lang="SV" xml:lang="SV"> (HCl berupa gas merupakan asam lemah karena ikatan H-Cl dalam bentuk gas bersifat kovalen).</span> </div><div style="text-align: justify;"><span lang="SV" xml:lang="SV"> Note:<br />
HCl dalam pembahasan yang pertama tidak saya sertakan disebabkan kita tidak bisa membandingkan kekuatan asam HCl secara kualittaif dengan HClO, HClO<sub> 2</sub>, HClO<sub> 3</sub>, dan HClO<sub> 4</sub> yang merupakan asam oksi. Kita lebih mudah membandingkan kekuatan keasaman HCl secara kualitatif dengan HI, HBr, atau HF.</span><br />
<span lang="SV" xml:lang="SV"> </span> </div></div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-68685804573635440832011-04-07T20:52:00.001-07:002011-04-07T20:52:41.475-07:00Seni Kriya<h3 class="post-title entry-title"> Pengertian Seni Kriya </h3><div class="post-header"> </div><div class="post-body entry-content"><style>
.fullpost{display:inline;}
</style> Seni kriya adalah cabang seni yang menekankan pada ketrampilan tangan yang tinggi dalam proses pengerjaannya. Seni kriya berasal dari kata “Kr” (bhs Sanskerta) yang berarti ‘mengerjakan’, dari akar kata tersebut kemudian menjadi karya, kriya dan kerja. Dalam arti khusus adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan benda atau obyek yang bernilai seni” (Prof. Dr. Timbul Haryono: 2002).<br />
<br />
<span class="fullpost"> <br />
<br />
Dalam pergulatan mengenai asal muasal kriya Prof. Dr. Seodarso Sp dengan mengutif dari kamus, mengungkapkan “perkataan kriya memang belum lama dipakai dalam bahasa Indonesia; perkataan kriya itu berasal dari bahasa Sansekerta yang dalam kamus Wojowasito diberi arti; pekerjaan; perbuatan, dan dari kamus Winter diartikan sebagai ‘demel’ atau membuat”. (Prof. Dr. Soedarso Sp, dalam Asmudjo J. Irianto, 2000)<br />
<br />
Sementara menurut Prof. Dr. I Made Bandem kata “kriya” dalam bahasa indonesia berarti pekerjaan (ketrampilan tangan). Di dalam bahasa Inggris disebut craft berarti energi atau kekuatan. Pada kenyataannya bahwa seni kriya sering dimaksudkan sebagai karya yang dihasilkan karena skill atau ketrampilan seseorang”. (Prof. Dr. I Made Bandem, 2002)<br />
<br />
Dari tiga uraian ini dapat ditarik satu kata kunci yang dapat menjelaskan pengertian kriya adalah; kerja, pekerjaan, perbuatan, yang dalam hal ini bisa diartikan sebagai penciptaan karya seni yang didukung oleh ketrampilan (skill) yang tinggi.<br />
<br />
Seperti telah disinggung diawal bahwa istilah kriya digali khasanah budaya Indonesia tepatnya dari budaya Jawa tinggi (budaya yang berkembang di dalam lingkup istana pada sistem kerajaan). Denis Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang budaya, menyatakan ‘istilah kriya yang diambil dari kryan menunjukkan pada hierarki strata pada masa kerajaan Majapahit, sebagai berikut; “Pertama-tama terdapat para mantri, atau pejabat tinggi serta para arya atau kaum bangsawan, lalu para kryan yang berstatus kesatriya dan para wali atau perwira, yang tampaknya juga merupakan semacam golongan bangsawan rendah’. (Denis Lombard dalam Prof. SP. Gustami, 2002)<br />
<br />
Menyimak pendapat Prof. SP. Gustami yang menguraikan bahwa; seni kriya merupakan warisan seni budaya yang adi luhung, yang pada zaman kerajaan di Jawa mendapat tempat lebih tinggi dari kerajinan. Seni kriya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan masyarakat elit sedangkan kerajinan didukung oleh masyarakat umum atau kawula alit, yakni masyarakat yang hidup di luar tembok keraton. Seni kriya dipandang sebagai seni yang unik dan berkualitas tinggi karena didukung oleh craftmanship yang tinggi, sedangkan kerajinan dipandang kasar dan terkesan tidak tuntas. Bedakan pembuatan keris dengan pisau baik proses, bahan, atau kemampuan pembuatnya.<br />
<br />
Lebih lanjut Prof. SP. Gustami menjelaskan perbedaan antara kriya dan kerajinan dapat disimak pada keprofesiannya, kriya dimasa lalu yang berada dalam lingkungan istana untuk pembuatnya diberikan gelar Empu. Dalam perwujudannya sangat mementingkan nilai estetika dan kualitas skill. Sementara kerajinan yang tumbuh di luar lingkungan istana, si-pembuatnya disebut dengan Pandhe. Perwujudan benda-benda kerajinan hanya mengutamakan fungsi dan kegunaan yang diperuntukkan untuk mendukung kebutuhan praktis bagi masyarakat (rakyat). (Prof. SP. Gustami, 2002) Pengulangan dan minimnya pemikiran seni ataupun estetika adalah satu ciri penanda benda kerajinan.<br />
<br />
Pemisahan yang berdasarkan strata atau kedudukan tersebut mencerminkan posisi dan eksistensi seni kriya di masa lalu. Seni kriya bukanlah karya yang dibuat dengan intensitas rajin semata, di dalamnya terkandung nilai keindahan (estetika) dan juga kualitas skill yang tinggi. Sedangkan kerajinan tumbuh atas desakan kebutuhan praktis dengan mempergunakan bahan yang tersedia dan berdasarkan pengalaman kerja yang diperoleh dari kehidupan sehari-hari.<br />
<br />
Kembali ditegaskan oleh Prof. SP. Gustami: seni kriya adalah karya seni yang unik dan punya karakteristik di dalamnya terkandung muatan-muatan nilai estetik, simbolik, filosofis dan sekaligus fungsional oleh karena itu dalam perwujudannya didukung craftmenship yang tinggi, akibatnya kehadiran seni kriya termasuk dalam kelompok seni-seni adiluhung (Prof. SP.Gustami, 1992:71).<br />
<br />
Uraian tadi menyiratkan bahwa kriya merupakan cabang seni yang memiliki muatan estetik, simbolik dan filosofis sehingga menghadirkan karya-karya yang adiluhung dan munomental sepanjang jaman. Praktek kriya pada masa lalu dibedakan dari kerajinan, kriya berada dalam lingkup istana (kerajaan) pembuatnya diberi gelar Empu. Sedangkan kerajinan yang berakar dari kata “rajin” berada di luar lingkungan istana, dilakoni oleh rakyat jelata dan pembuatnya disebut pengerajin atau pandhe.<br />
<br />
Dari beberapa pendapat yang telah dibahas sebelumnya menjelaskan bahwa wujud awal seni kriya lebih ditujukan sebagai seni pakai (terapan). Praktek seni kriya pada awalnya bertujuan untuk membuat barang-barang fungsional, baik ditujukan untuk kepentingan keagamaan (religius) atau kebutuhan praktis dalam kehidupan manusia seperti; perkakas rumah tangga. Contohnya dapat kita saksikan pada dari artefak-artefak berupa kapak dan perkakas pada jaman batu serta peninggalan-peninggalan dari bahan perunggu pada jaman logam berupa; nekara, moko, candrasa, kapak, bejana, hingga perhiasan seperti; gelang, kalung, cincin. Benda-benda tersebut dipakai sebagai perhiasan, prosesi upacara ritual adat (suku) serta kegiatan ritual yang bersifat kepercayaan seperti; penghormatan terhadap arwah nenek moyang.<br />
<br />
Masuknya agama Hindu dan Budha memberikan perubahan tidak saja dalam hal kepercayaan, tetapi juga pada sistem sosial dalam masyarakat. Struktur pemerintahan kerajaan dan sistem kasta menimbulkan tingkatan status sosial dalam masyarakat. Masuknya pengaruh Hindu–Budha di Indonesia terjadi akibat asimilasi serta adaptasi kebudayaan Hindu-Budha India yang dibawa oleh para pedagang dan pendeta Hindu-Budha dari India dengan kebudayaan prasejarah di Indonesia. Kedua sistem keagamaan ini mengalami akulturasi dengan kepercayaan yang sudah ada sebelumnya di Indonesia yaitu pengkultusan terhadap arwah nenek moyang, dan kepercayaan terhadap spirit yang ada di alam sekitar. Kemudian kerap tumpang tindih dan bahkan terpadu ke dalam pemujaan-pemujaan sinkretisme Hindu-Budha Indonesia. (Claire Holt diterjemahkan oleh RM. Soedarsono, 2000)<br />
<br />
Tumbuh dan berkembangnya kebudayan Hindu-Budha di Indonesia kemudian melahirkan kesenian berupa seni ukir dengan beraneka ragam hias, dan patung perwujudan dewa-dewa. Dalam sistem sosial kemudian lahir sistem pemerintahan kerajaan yang berdasarkan kepada kepercayaan Hindu seperti kerajaan Sriwijaya di Sumatra, kerajaan Kutai di Kalimantan, kerajaan Tarumanagara di Jawa Barat, Mataram Kuno Jawa Tengah. Hingga kerajaan Majapahit di Jawa Timur dengan maha patih Gajah Mada yang tersohor, yang kemudian membawa pengaruh Hindu ke Bali. Seni ukir tradisional masih diwarisi hingga saat ini.<br />
<br />
Peran seni kriyapun menjadi semakin berkembang tidak saja sebagai komponen dalam hal kepercayaan/agama, namun juga menjadi konsumsi golongan elit bangsawan yaitu sebagai penanda status kebangsawanan. Kondisi tersebut menjadikan kriya sebagai seni yang bersifat elitis karena menduduki posisi terhormat pada masanya, berbeda dengan kerajinan yang cenderung tumbuh pada kalangan masyarakat biasa atau golongan rendah.<br />
<br />
Akan tetapi keadaannya berbeda pada masa modern, dimana tingkatan sosial seperti pada masa kerajaan yang disebut “kasta” sudah tidak lagi eksis. Kalaupun ada tingkatan sosial kini tidak lagi berdasarkan “kasta” atau kebangsawanan yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi kemapanan ekonomi kini menjadi penanda bagi status seseorang. Artinya tarap ekonomi yang dimiliki seseorang dapat membedakan posisi mereka dari orang lain, secara sederhana kekuasan sekarang ditentukan oleh kemampuan ekonomi yang dimiliki seseorang. Dalam sistem masyarakat modern kondisinya telah berubah kaum elit yang dulunya ditempati oleh kaum bangsawan (ningrat), sekarang digantikan kalangan konglomerat (pemilik modal). Kondisi ini membawa dampak bagi pada posisi kriya, karena kini kriya mulai kehilangan struktur sosial yang menopang eksistensinya seperti pada masa lalu.<br />
<br />
Situasi ini menjadikan kriya tidak lagi menjadi seni yang spesial karena posisi terhormatnya di masa lalu kini sudah terancam tidak eksis lagi, kriya kini menjadi sebuah artefak warisan masa lalu. Terlebih lagi dalam industri budaya seperti sekarang kedudukan kriya kini tidak lebih sebagai obyek pasar, yang diproduksi secara masal dan diperjualbelikan demi kepentingan ekonomi. Kriya kini mengalami desakralisasi dari posisi yang terhormat di masa lalu, yang adiluhung merupakan artefak yang tetap dihormati namun sekaligus juga direduksi dan diproduksi secara terus-menerus.<br />
<br />
Kehadiran kriya pada jenjang pendidikan adalah sebuah upaya mengangkat kriya dari hanya sebagai artefak, untuk menjadikannya sebagai seni yang masih bisa eksis dan terhormat sekaligus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Inilah tugas berat insan kriya kini. Dalam perkembangan selanjutnya sejalan dengan perkembangan jaman, konsep kriyapun terus berkembang. Perubahan senantiasa menyertai setiap gerak laju perkembangan zaman, praktek seni kriya yang pada awalnya sarat dengan nilai fungsional, kini dalam prakteknya khususnya di akademis seni kriya mengalami pergeseran orientasi penciptaan. Kriya kini menjelma menjadi hanya pajangan semata dengan kata lain semata-mata seni untuk seni. Pergerakan ini kemudian melahirkan kategori-kategori dalam tubuh kriya, kategori tersebut antara lain kriya seni, dan desain kriya.</span></div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-349613630058218122011-04-07T20:41:00.000-07:002011-04-07T20:41:12.169-07:00Hukum Boyle<h3 class="post-title entry-title"> Hukum Boyle </h3><div class="post-header"> </div><div class="post-body entry-content"> <style>
.fullpost{display:inline;}
</style> <table class="contentpaneopen"><tbody>
<tr><td class="contentheading" width="100%">Robert Boyle : Hukum Boyle </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://dwisusilo.com/index.php/archived-article/63-tokoh/85-robert-boyle-hukum-boyle?format=pdf" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" rel="nofollow" title="PDF"><br />
</a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://dwisusilo.com/index.php/archived-article/63-tokoh/85-robert-boyle-hukum-boyle?tmpl=component&print=1&page=" onclick="window.open(this.href,'win2','status=no,toolbar=no,scrollbars=yes,titlebar=no,menubar=no,resizable=yes,width=640,height=480,directories=no,location=no');
return false;" title="Print"><br />
</a> </td> <td align="right" class="buttonheading" width="100%"> <a href="http://dwisusilo.com/index.php/component/mailto/?tmpl=component&link=aHR0cDovL2R3aXN1c2lsby5jb20vaW5kZXgucGhwL2FyY2hpdmVkLWFydGljbGUvODUtcm9iZXJ0LWJveWxlLWh1a3VtLWJveWxl" onclick="window.open(this.href,'win2','width=400,height=300,menubar=yes,resizable=yes');
return false;" title="E-mail"><br />
</a> </td> </tr>
</tbody></table><br />
<div align="justify"><img align="left" alt="Robert Boyle" border="2" height="128" hspace="4" src="http://i292.photobucket.com/albums/mm23/dwisusilo/Tokoh/ilmuwan/Boyle/Robert_Boyle.jpg" title="Robert Boyle" vspace="4" width="109" /><span style="font-family: verdana,geneva;">Robert <strong>Boyle</strong> (25 Januari 1627 - 30 Desember 1691) adalah ahli fisika Inggris, pengarang, Bapak Ilmu Kimia, penemu hukum Boyle, penemu pompa hampa udara, penemu konsep atom, orang pertama di dunia yang membedakan unsur dari senyawa, asam dari alkali, orang pertama di dunia yang menemukan pentingnya udara bagi pernafasan, pembakaran, dan kehidupan, orang pertama di dunia yang menemukan bahwa suara tak dapat merambat di dalam tabung hampa. Boyle menekankan pentingnya eksperimen yang cermat bagi perkembangan ilmu. Ia membuat eksperimen dengan luas tentang proses pemanasan logam. Ia mnemukan gejala penguapan dan pembekuan.</span><br />
<span class="fullpost"> <br />
<span style="font-family: verdana,geneva;"><strong>Masa Belajar</strong>. Boyle lahir di Puri Limore di Propinsi Munster, Irlandia, pada tanggal 25 Januari 1627. Karena lahir di Irlandia, ia sering di sebut ahli fisika dan kimia Irlandia. Ia tidak tamat SD dan tidak pernh kawin. Ia meninggal di London pada tanggal 30 Desember 1691 pada umur 64 tahun. Ia berasal dari keluarga besar dan berpengaruh. Anak ayahnya ada 15 orang dan ia anak yang ke 7. Ayahnya mendapat gelar bangsawan, ialah Earl of Cork. Boyle anak yang sangat cerdas dan sangat rajin sekali belajar. Segera setelah ia dapat membaca ia lalu belajar bahasa Latin dan Prancis.</span></span></div><div align="justify"> </div><div align="justify"><span style="font-family: verdana,geneva;">Pada umur 8 tahun ia bersekolah di SD Eton, sebuah sekolah yang terkenal dan sebagian muridnya terdiri dari anak-anak orang kaya.Tapi rupanya boyle terlalu pandai bila bersekolah dengan anak-anak seusianya. Ia bosan di sekolah tersebut. Maka ia terpaksa keluar dan belajar sendiri di rumah dengan bimbingan seorang guru. Kemudian ia mengadakan perjalanan keliling Eropa, antara lain ke Prancis, Swiss, dan Itali. Di Prancis ia membaca karya-karya Descarter. Di Itali ia membaca karya-karya <a href="http://dwisusilo.com/index.php/home/99?task=view" target="_blank">Galileo.</a> Waktu itu <a href="http://dwisusilo.com/index.php/home/99?task=view" target="_blank">Galileo </a>masih hidup meskipun sudah tua. </span></div><div align="justify"><br />
<span style="font-family: verdana,geneva;"><a href="http://dwisusilo.com/index.php/home/99?task=view" target="_blank">Galileo</a> mninggal pada tahun 1642 ketika boyle berumur 15 tahun. Tapi tulisan-tulisa <a href="http://dwisusilo.com/index.php/home/99?task=view" target="_blank">Galileo</a> tentang bingtang membakar semangat Boyle hingga seluruh hidupnya ia curahkan untuk perkembangan ilmu dan agama. Ketika di Geneva, Swiss ia sangat terkesan oleh kilat dan halilintar yang sangat hebat, hingga sejak itu ia kagum akan besarnya kekuasaan</span><img align="right" alt="Robert Boyle" border="2" height="118" hspace="4" src="http://i292.photobucket.com/albums/mm23/dwisusilo/Tokoh/ilmuwan/Boyle/Robert_Boyle5.jpg" title="Robert Boyle" vspace="4" width="92" /><span style="font-family: verdana,geneva;"> Tuhan.</span></div><div align="justify"> </div><div align="justify"><span style="font-family: verdana,geneva;"><strong>Eksperimen</strong>. Di Inggris ia tinggal bersama Katherine, kakak perempuanya yang sekarang sudah menjadi nyonya Ranelagh. Katherine memperkenalkan Boyle kepada orang-orang penting, antara lain kepada Samuel Hartlih, pembaru pendidikan dan pertanian Hartlib meyakinkan boyle bahwa system pendidikan pada waktu itu salah, lebih-lebih di universitas-universitas di Inggris masih membebek ajaran aristoteles yang tidak selalu benar. Hartlib mendorong Boyle supaya mencari kebenaran ilmiah lewat eksperimen, bukan hanya dengan teori saja. Untunglah Boyle tidak pernah duduk di universitas. Dengan demikian,ia terselamatkan dari system pendidikan yang kurang menguntungkan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana,geneva;"><strong>Pompa Hampa Udara</strong>. Karena gangguan perang saudara, pada tahun 1654 Boyle p</span><span style="font-family: verdana,geneva;">indah ke Oxford. Disini ia mendirikan laboratorium sederhana Ia mulai mengadakan eksperimen dengan sungguh-sungguh. Pada tahun 1657 Boyle mendengar penemuan dan eksperimen Guericke, ahli fisika Jerman. Guericke menemukan pompa hampa udara pada tahun 1650. Guericke menemukan bahwa cahaya dapat menerobos tabung hampa udara tapi bunyi tidak. Boyle segera meminta bantuan Robert Hooke untuk membuat pompa hampa udara.Boyle dan Hooke adalah orang yang menemukan pompa hampa udara yang pertama di Inggris. Boyle mengadakan eksperimen seperti Guericke. Ia juga menemukan bahwa bunyi tidak dapat menerobos tabung udara Tapi eksperimen Boyle tidak berhenti hanya sampai disini.</span></div><div align="justify"> </div><div align="justify"><span style="font-family: verdana,geneva;"><strong>Hukum Boyle 1622</strong>. Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan d</span><span style="font-family: verdana,geneva;">an d</span><span style="font-family: verdana,geneva;">apat </span><span style="font-family: verdana,geneva;">berkembang bila dipanaskan. Akhirya ia mnemukan hukum yang kemudian terkenal sebagai hukum Boyle:” <strong><em>bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan tekananya</em></strong>”</span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana,geneva;"><strong>Ahli kimia pertama</strong>. Dalam sejarah ilmu kimia terdapat beberapa tahap, antara lain tahap alkemi, tahap ilmu kimia. dan tahap ilmu kimia modern Boyle adalah bapak ilmu kimia, sedangkan Lavoisier adalah bapak ilmu kimia modern. Mengapa Boyle disebut bapak ilmu kimia? karena ia mengadakan eksperimen secara ilmiah. Karena ia menemukan konsep atom. Karena ia dapat membedakan unsur senyawa dan campuran. Ia dapat membedakan asam, basa dan alkali. Para ahli sebelumnya tidak dapat. Misalnya Aristoteles, ahli filsafat Yunani yang terbesar, mengira air, tanah, api, dan udara, adalah unsur.</span></div><div align="justify"><br />
<img align="left" alt="Robert Boyle" border="2" height="165" hspace="4" src="http://i292.photobucket.com/albums/mm23/dwisusilo/Tokoh/ilmuwan/Boyle/Robert_Boyle2.jpg" title="Robert Boyle" vspace="2" width="140" /><span style="font-family: verdana,geneva;"><strong>Konsep Atom.</strong> Kira-kira pada tahun 400 SM, Demokritos, ahli filsafat Yunani, mengutarakan bahwa semua benda terdiri dari atom. Tapi selama hampir 2000 tahun pendapat itu dilupakan orang, karena para ahli lebih suka mengikuti ajaran Aristoteles yang teryata keliru Menurut Aristoteles semua benda terdiri dari air, tanah, udara, dan api. Paracelcus, ahli fisika Swiss berpendapat bahwa semua benda terdiri dari merkuri, belerang dan garam. Van Helmont, ahli kimia Belgia mengira bahwa semua benda terdiri dari udara dan air.</span></div><br />
<span style="font-family: verdana,geneva;">Pada tahun 1661 Boyle menghidupkan kembali ajaran Demokritos. Ia mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul <strong><em>The Sceptical Chymist (Ahli Kimia Yang Sangsi).</em></strong> Dalam bukunya itu Boyle menyerang ajaran Aristoteles dan Paracelsus. Ia mencela Aristoteles yang memandang benda dari segi forma dan kualitas. Boyle menyatakan bahwa semua benda terdiri dari atom, Adanya zat yang beraneka ragam disebabkan karena jumlah atom, kedudukan atom, gerak atom, dan susunan atom. Karena jasa Boyle, ilmu fisika dan kimia diluruskan ke jalur yang benar.</span><br />
</div><span class="post-author vcard"> </span>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-13815687800951107562011-04-06T20:39:00.000-07:002011-04-06T20:39:07.492-07:00LIMIT FUNGSI<h3 class="post-title entry-title"> LIMIT FUNGSI </h3><div class="post-header"> </div><div style="text-align: center;">PENGERTIAN LIMIT FUNGSI</div><br />
LIMIT FUNGSI: Mendekati hampir, sedikit lagi, atau harga batas<br />
Limit fungsi:Suatu limit f(x) dikatakan mendekati A {f(x) → A} sebagai suatu limit.<br />
Bila x mendekati a {x→a}Dinotasikan Lim F(x) = A <br />
x→a<br />
Langkat-langkah mengerjakan limit fungsi (supaya bentuk tak tentu dapat dihindari) adalah ….<br />
Subtitusi langsung.<br />
Faktorisasi.<br />
Mengalikan dengan bilangan sekawan.<br />
Membagi dengan variabel pangkat tertinggi. <br />
<br />
SIFAT-SIFAT LIMIT FUNGSI<br />
Berapa teorema limit:<br />
Bila Lim f(x) = A dan Lim g(x) = B<br />
x → a x →a<br />
Maka <br />
1. Lim [k.f(x)] = k Lim f(x)<br />
x→a x→a<br />
<br />
= k. A<br />
<br />
2. Lim [f(x)+g(x)] = Lim f(x) + Lim g(x)<br />
x→a x→a x→a<br />
<br />
= A + B <br />
<br />
3. Lim [f(x) x g(x)]<br />
x→a<br />
<br />
= Lim f(x) x Lim g(x)<br />
x→a x→a<br />
<br />
= A x B<br />
<br />
4. Lim f(x) Lim f(x)<br />
x→a g(x) = x→a . = A<br />
Lim g(x) B <br />
x→a<br />
n n n<br />
5. Lim f(x). = Lim f(x) = A<br />
x→a x→a<br />
n n n<br />
6. Lim √ f(x) = √ Lim f(x) = √ A<br />
x→a x→a<br />
<br />
Soal latihan:<br />
1. Nilai dari Lim 3x adalah…. <br />
x→2<br />
a. 1<br />
b. 2<br />
c. 3<br />
d. 4<br />
e. 6<br />
Pembahasan 1: Lim 3x = 3(2) = 6<br />
x→2<br />
Pembahasan 2:Lim 3x = 3 Lim x = 3(2) = 6<br />
x→2 x→2<br />
<br />
2. Nilai dari Lim (2x+4) adalah…. <br />
x→2<br />
a. -2<br />
b. 2<br />
c. 4<br />
d. 6<br />
e. 8<br />
Pembahasan:<br />
Lim (2x+4) = 2(2) + 4 = 4 + 4 = 8<br />
x→2 <br />
3. Nilai dari Lim [6x-2x] adalah….<br />
x → 3<br />
a. -6<br />
b. 8<br />
c. 12<br />
d. 14<br />
e. 16<br />
Pembahasan 1: Lim [6x-2x] = Lim 4x = 4(3) = 12<br />
x→3 x→3<br />
<br />
Pembahasan 2: Lim [6x-2x] = Lim 6x – Lim 2x<br />
x→3 x→3 x→3<br />
= 6(3) – 2(3)<br />
= 18 – 6 = 12<br />
<br />
LIMIT FUNGSI BENTUK TAK TENTU<br />
Limit fungsi bentuk 0<br />
0<br />
Jika f(x) = (x-a).h(x)<br />
g(x) = (x-a).k(x)<br />
<br />
Maka: Lim f(x) = Lim (x-a).h(x) = Lim h(x) = h(a)<br />
x→a g(x) x→a (x-a).k(x) x→a k(x) k(a)<br />
<br />
Limit Fungsi Bentuk ~<br />
~<br />
Jika diketahui limit tak hingga (~)<br />
<br />
Sebagai berikut: Lim axn + bxn-1 + cxn-2 + …+ d = R<br />
x→~ pxm + qxm-1 + rxm-2 + … + s<br />
Maka: <br />
1. R= 0 jika nm<br />
<br />
Limit Fungsi Bentuk (~ - ~)<br />
<br />
a. Lim √ ax +b - √ px +q = R<br />
x→~<br />
Maka: 1. R= ~ jika a>p<br />
2. R= 0 jika a=p<br />
3. R= -~ jika a<br />
<div>p<br />
2. R = b-q jika a=p <br />
2√a<br />
3. R= -~ jika a</div><div>< m sehingga nilai R = 0 8. Nilai dari Lim 2x2 + 5x – 12 adalah…. x→-4 3x2 – 13x - 4 Pembahasan: Lim 2x2 + 5x – 12 x→-4 3x2 – 13x - 4 = Lim (2x – 3) (x – 4) x→-4 (3x + 1) (x – 4) = Lim (2x – 3) x→-4 (3x + 1) = 2(-4) – 3 = 11 3(-4 ) + 1 13 9. Nilai dari Lim 2x2 + 4x – 10 adalah…. x→~ 4x2 + 7 Pembahasan: Pangkat diatas = Pangkat dibawah Maka 2 = 1 4 2 LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI Rumus limit fungsi trigonometri 1. Lim x = 1 diperoleh lim sin x = 1 x→0 sin x x→0 x 2. Lim tan x = 1 diperoleh lim x = 1 x→0 x x→0 tan x Akibatnya : 1. lim sin ax = 1 x→0 ax 2. lim ax = 1 x→0 sin ax 3. lim tan ax = 1 x→0 ax 4. lim ax = 1 x→0 tan ax Contoh : 1. lim sin 3x = . lim 3 sin 3x = 3 lim sin 3x . = 3 . 1 = 3 x→0 2x x→0 2 3x 2 x→0 3x 2 2 2. lim 4x = . lim 4 5x = 4 lim 5x = 4 x→0 tan 5x x→0 5 tan 5x 5 x→0 tan x 5 3. lim sin 3x = lim 3 sin 3x . 7x = 3 lim sin 3x lim 7x x→0 tan 7x x→0 7 3x tan 7x 7 x→0 3x x→0 tan 7x = 3 . 1 . 1 7 = 3 7 4. lim 1 – cos 2x = lim 1 – ( 1 – 2 sin 2 x) x→0 3x2 x→0 3x2 = lim 2 sin 2x x→0 3x2 = 2 lim sin x 2 3 x→0 x2 III. Latihan Jawablah pertanyaan di bawah dengan benar 1. Nilai dari Lim x4 – 3x2 + 4x adalah…. x→0 2x3 – x2 - 2x 2. Nilai dari Lim x2 – 4 adalah…. x→2 x2 + x - 6 3. Nilai dari Lim 4x2 + 3x - 6 adalah …. x→~ 2x2 – 8x -1 4. Nilai dari Lim √ 4x2 – 2x + 6 - √ 4x2 + 2x -1 adalah…. x→~ 5. Nilai dari Lim (8x – 2)2 adalah…. x→~ (4x + 1)2 6. Nilai dari Lim x2 – x adalah…. x→0 x2 + 2x 7. Nilai dari Lim 6x3 - 4x2 + 2x – 1 adalah…. x→~ 3x4 – 2x3 + 5x + 2 8. Nilai dari Lim 2x2 + 5x – 12 adalah…. x→-4 3x2 – 13x - 4 9. Nilai dari Lim 2x2 + 4x – 10 adalah…. x→~ 4x2 + 7 10. lim 1 – cos x = … x→0 x tan x 11. lim 4 x cot x adalah … x→0 3 12. lim sin (a + x) – sin (a – x ) adalah … x→0 x IV. . Tes Formatif ( Terlampir) V. Daftar pustaka Tim penulis MGMP Matematika SMA kota Semarang, Matematika SMA / MA XI A IPA, ( Semarang : CV. Jabbaar Setia, 2008) Tim penyusun KREATIF Matematika, Matematika SMA/MA kelas XI IPA semester gasal, ( Klaten, Viva Pakarindo, 2007) Simangunsong Wilson, Matematika dasar, ( Jakarta: Erlangga, 2005) <span class="fullpost">x<br />
SIFAT-SIFAT LIMIT FUNGSI<br />
Berapa teorema limit:<br />
Bila Lim f(x) = A dan Lim g(x) = B<br />
x → a x →a<br />
Maka <br />
1. Lim [k.f(x)] = k Lim f(x)<br />
x→a x→a<br />
<br />
= k. A<br />
<br />
2. Lim [f(x)+g(x)] = Lim f(x) + Lim g(x)<br />
x→a x→a x→a<br />
<br />
= A + B <br />
<br />
3. Lim [f(x) x g(x)]<br />
x→a<br />
<br />
= Lim f(x) x Lim g(x)<br />
x→a x→a<br />
<br />
= A x B<br />
<br />
4. Lim f(x) Lim f(x)<br />
x→a g(x) = x→a . = A<br />
Lim g(x) B <br />
x→a<br />
n n n<br />
5. Lim f(x). = Lim f(x) = A<br />
x→a x→a<br />
n n n<br />
6. Lim √ f(x) = √ Lim f(x) = √ A<br />
x→a x→a<br />
<br />
Soal latihan:<br />
1. Nilai dari Lim 3x adalah…. <br />
x→2<br />
a. 1<br />
b. 2<br />
c. 3<br />
d. 4<br />
e. 6<br />
Pembahasan 1: Lim 3x = 3(2) = 6<br />
x→2<br />
Pembahasan 2:Lim 3x = 3 Lim x = 3(2) = 6<br />
x→2 x→2<br />
<br />
2. Nilai dari Lim (2x+4) adalah…. <br />
x→2<br />
a. -2<br />
b. 2<br />
c. 4<br />
d. 6<br />
e. 8<br />
Pembahasan:<br />
Lim (2x+4) = 2(2) + 4 = 4 + 4 = 8<br />
x→2 <br />
3. Nilai dari Lim [6x-2x] adalah….<br />
x → 3<br />
a. -6<br />
b. 8<br />
c. 12<br />
d. 14<br />
e. 16<br />
Pembahasan 1: Lim [6x-2x] = Lim 4x = 4(3) = 12<br />
x→3 x→3<br />
<br />
Pembahasan 2: Lim [6x-2x] = Lim 6x – Lim 2x<br />
x→3 x→3 x→3<br />
= 6(3) – 2(3)<br />
= 18 – 6 = 12<a name='more'></a><br />
<br />
LIMIT FUNGSI BENTUK TAK TENTU<br />
Limit fungsi bentuk 0<br />
0<br />
Jika f(x) = (x-a).h(x)<br />
g(x) = (x-a).k(x)<br />
<br />
Maka: Lim f(x) = Lim (x-a).h(x) = Lim h(x) = h(a)<br />
x→a g(x) x→a (x-a).k(x) x→a k(x) k(a)<br />
<br />
Limit Fungsi Bentuk ~<br />
~<br />
Jika diketahui limit tak hingga (~)<br />
<br />
Sebagai berikut: Lim axn + bxn-1 + cxn-2 + …+ d = R<br />
x→~ pxm + qxm-1 + rxm-2 + … + s<br />
Maka: <br />
1. R= 0 jika nm<br />
<br />
Limit Fungsi Bentuk (~ - ~)<br />
<br />
a. Lim √ ax +b - √ px +q = R<br />
x→~<br />
Maka: 1. R= ~ jika a>p<br />
2. R= 0 jika a=p<br />
3. R= -~ jika a</span></div><div><span class="fullpost">p<br />
2. R = b-q jika a=p <br />
2√a<br />
3. R= -~ jika a</span></div><div><span class="fullpost">< m sehingga nilai R = 0 8. Nilai dari Lim 2x2 + 5x – 12 adalah…. x→-4 3x2 – 13x - 4 Pembahasan: Lim 2x2 + 5x – 12 x→-4 3x2 – 13x - 4 = Lim (2x – 3) (x – 4) x→-4 (3x + 1) (x – 4) = Lim (2x – 3) x→-4 (3x + 1) = 2(-4) – 3 = 11 3(-4 ) + 1 13 9. Nilai dari Lim 2x2 + 4x – 10 adalah…. x→~ 4x2 + 7 Pembahasan: Pangkat diatas = Pangkat dibawah Maka 2 = 1 4 2 LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI Rumus limit fungsi trigonometri 1. Lim x = 1 diperoleh lim sin x = 1 x→0 sin x x→0 x 2. Lim tan x = 1 diperoleh lim x = 1 x→0 x x→0 tan x Akibatnya : 1. lim sin ax = 1 x→0 ax 2. lim ax = 1 x→0 sin ax 3. lim tan ax = 1 x→0 ax 4. lim ax = 1 x→0 tan ax Contoh : 1. lim sin 3x = . lim 3 sin 3x = 3 lim sin 3x . = 3 . 1 = 3 x→0 2x x→0 2 3x 2 x→0 3x 2 2 2. lim 4x = . lim 4 5x = 4 lim 5x = 4 x→0 tan 5x x→0 5 tan 5x 5 x→0 tan x 5 3. lim sin 3x = lim 3 sin 3x . 7x = 3 lim sin 3x lim 7x x→0 tan 7x x→0 7 3x tan 7x 7 x→0 3x x→0 tan 7x = 3 . 1 . 1 7 = 3 7 4. lim 1 – cos 2x = lim 1 – ( 1 – 2 sin 2 x) x→0 3x2 x→0 3x2 = lim 2 sin 2x x→0 3x2 = 2 lim sin x 2 3 x→0 x2 III. Latihan Jawablah pertanyaan di bawah dengan benar 1. Nilai dari Lim x4 – 3x2 + 4x adalah…. x→0 2x3 – x2 - 2x 2. Nilai dari Lim x2 – 4 adalah…. x→2 x2 + x - 6 3. Nilai dari Lim 4x2 + 3x - 6 adalah …. x→~ 2x2 – 8x -1 4. Nilai dari Lim √ 4x2 – 2x + 6 - √ 4x2 + 2x -1 adalah…. x→~ 5. Nilai dari Lim (8x – 2)2 adalah…. x→~ (4x + 1)2 6. Nilai dari Lim x2 – x adalah…. x→0 x2 + 2x 7. Nilai dari Lim 6x3 - 4x2 + 2x – 1 adalah…. x→~ 3x4 – 2x3 + 5x + 2 8. Nilai dari Lim 2x2 + 5x – 12 adalah…. x→-4 3x2 – 13x - 4 9. Nilai dari Lim 2x2 + 4x – 10 adalah…. x→~ 4x2 + 7 10. lim 1 – cos x = … x→0 x tan x 11. lim 4 x cot x adalah … x→0 3 12. lim sin (a + x) – sin (a – x ) adalah … x→0 x IV. . Tes Formatif ( Terlampir) V. Daftar pustaka Tim penulis MGMP Matematika SMA kota Semarang, Matematika SMA / MA XI A IPA, ( Semarang : CV. Jabbaar Setia, 2008) Tim penyusun KREATIF Matematika, Matematika SMA/MA kelas XI IPA semester gasal, ( Klaten, Viva Pakarindo, 2007) Simangunsong Wilson, Matematika dasar, ( Jakarta: Erlangga, 2005) </span></div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-77064070304225543532011-03-28T01:31:00.000-07:002011-03-28T01:35:21.367-07:00Pengertian Kebutuhan<h2>Kebutuhan Hidup/Ekonomi Manusia - Kebutuhan Primer, Sekunder, Tersier, Jasmani, Rohani, Sekarang, Masa Depan, Pribadi dan Sosial</h2><br />
<div class="content">Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya. <br />
Di bawah ini akan diberikan jenis, macam aneka ragam definisi atau pengertian dari tiap-tiap kebutuhan manusia selama hidupnya di dunia :<br />
A. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Tingkat Kepentingan / Prioritas<br />
1. Kebutuhan Primer<br />
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti sembilan bahan makanan pokok / sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.<br />
2. Kebutuhan Sekunder<br />
Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah.<br />
3. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux<br />
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, antena parabola, pda phone, komputer laptop notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan ke hawaii, apartemen, dan lain sebagainya.<br />
B. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifat<br />
<a name='more'></a><br />
1. Kebutuhan Jasmani / Kebutuhan Fisik<br />
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.<br />
2. Kebutuhan Rohani / Kebutuhan Mental<br />
Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan YME, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain.<br />
C. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Waktu<br />
<br />
1. Kebutuhan Sekarang<br />
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh adalah kebelet pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan akibat kecelakaan, dan lain sebagainya.<br />
2. Kebutuhan Masa Depan<br />
Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain waktu di masa yang akan datang. Contoh yaitu pergi haji, pendidikan tinggi, pahala untuk bekal akherat, membeli mobil toyota yaris terbaru, dan lain sebagainya.<br />
D. Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjek / Subyek Penggunanya<br />
1. Kebutuhan Individual / Individu / Pribadi<br />
Kebutuhan individu adalah jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang perseorangan secara pribadi. Contohnya adalah sikat gigi, menuntut ilmu, sholat lima waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya.<br />
2. Kebutuhan Sosial / Kolektif<br />
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain.</div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-9034788831775818652011-03-27T02:29:00.001-07:002011-03-27T02:29:57.667-07:00Sejarah Kemerdekaan Indonesia<h2>Rahasia 17 Agustus 1945</h2><span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: 100%;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUAOS3-hlbG8Yg2GK1yq1L7a-2aok8xpy8Yv4Dr22McyrLELMhZdb2mK-2kdLDZB_pcwYtPIxPfmr1LJzz1-6e_kUbPkt4CVLlizIqY0FF8dgSBwtBaQgXrQmF7V04-pCYWpd3ANdW8qg/s1600/proklamasi.jpg" style="font-family: arial; height: 238px; width: 373px;" /></span><span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Tujuh belas Agustus merupakan hari besar kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut, 64 tahun yang lalu merupakan hari paling bersejarah negeri ini karena di hari itulah merupakan awal dari kebangkitan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan sekaligus penanda awalnya revolusi. Namun, ada beberapa hal menarik seputar hari kemerdekaan negeri kita tercinta ini yang sayang jika belum Anda ketahui.</span></span> <span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">1. Soekarno Sakit Saat Proklamirkan Kemerdekaan</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah-tengah bulan puasa Ramadhan.</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">“Pating greges”, keluh Bung Karno setelah dibangunkan Dr. Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai.<a name='more'></a></span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor, dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun!</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">3. Bendera dari Seprai</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">4. Akbar Tanjung Jadi Menteri Pertama “Orang Indonesia Asli”</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. “Orang Indonesia asli” pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan (1988-1993).</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">5. Kalimantan Dipimpin 3 Kepala Negara</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">6. Setting Revolusi di Indonesia Diangkat Ke Film</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, “Tahun Vivere Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film – dalam bahasa Inggris; “The Year of Living Dangerously”. Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan Australia yg ditugaskan di Indonesia pada 1960-an, pada detik2 menjelang peristiwa berdarah th 1965. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">7. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">8. Soekarno Memandikan Penumpang Pesawat dengan Air Seni</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang.</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">9. Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span>10. Bung Hatta Berbohong Demi Proklamasi</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama “Abdullah, co-pilot”. Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi.</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Dandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa “Abdullah” itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya.”You are a liar !” ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">11. Bendera Merah Putih dan Perayaan Tujuh Belasan Bukan di Indonesia Saja</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960. Selain itu, masih menjadi perdebatan apakah lagu Indonesia Raya benar-benar merp karya asli WR Supratman, ataukah ‘terinspirasi’ oleh lagu Perancis, “Les Marseilles”, yg memiliki nada2 yg sangat mirip.</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">12. Tidak Ada Nama Jalan Soekarnp-Hatta</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada “Jalan Soekarno-Hatta” di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">13. Gelar Proklamator Hanyalah Gelar Lisan</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">14. Indonesia Mungkin Saja Punya Lebih Dari Dua Proklamator</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya “lebih dari dua” proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat dini hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik. “Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau”, gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.</span></span><br />
<span style="font-size: 100%; font-weight: bold;"><span style="font-family: arial;">15. Jenderal Soedirman Tidak Pernah Duduki Jabatan Resmi</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;">Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak pernah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!</span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-family: arial;"><span style="font-size: 78%;"></span></span></span></span>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-61052190967382132502011-03-27T02:24:00.000-07:002011-03-27T02:35:04.212-07:00Sejarah Kemerdekaan Indonesia<h2>Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI</h2><div style="text-align: justify;"><b>Menjelang Kemerdekaan</b></div><ul style="text-align: justify;"><li>Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau “Dokuritsu Junbi Cosakai”, berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga <i>Dokuritsu Junbi Inkai</i> dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=5302493050309596754&postID=6105219096738213250" name="more"></a></li>
<li>Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang.</li>
</ul><span id="more-3774"></span><br />
<ul style="text-align: justify;"><li>Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.</li>
<li>Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan ‘hadiah’ dari Jepang (sic).</li>
<li>Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.</li>
<li>Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (<i>Gunsei</i>) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di <i>Koningsplein</i> (Medan Merdeka). Tapi kantor tersebut kosong.</li>
<li>Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor <i>Bukanfu</i>, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan.</li>
<li>Sehari kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok.</li>
<li>Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana –yang konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka –yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.</li>
</ul><div style="text-align: justify;"><b>Perjuangan Menjelang Kemerdekaan</b></div><ul style="text-align: justify;"><li>Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (<i>Gunseikan</i>) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Maeda Tadashi dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang harus menjaga <i>status quo</i>, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daerah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.</li>
<li>Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti “transfer of power”. Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik tidak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.</li>
<li>Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56<sup> </sup>(sekarang Jl. Proklamasi no. 1).</li>
</ul><div style="text-align: justify;"><b>Fakta Detik-detik Proklamasi</b></div><div style="text-align: center;"><img alt="" height="235" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/0/07/Proklamasi.png/350px-Proklamasi.png" width="350" /><br />
<a name='more'></a></div><ul style="text-align: justify;"><li>Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 – 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti.</li>
<li>Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.</li>
<li>Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.</li>
<li>Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.</li>
</ul><div style="text-align: center;"><img alt="" class="aligncenter" height="175" src="http://hendriusman.files.wordpress.com/2009/08/proklamasi_indonesia_1.jpg?w=321&h=235&h=175" width="321" /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Hari Jumat di bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar di ufuk timur. Embun pagi masih menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan setelah merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari. Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung Hatta sempat berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor-kantor berita, untuk memperbanyak naskah proklamasi dan menyebarkannya ke seluruh dunia ( Hatta, 1970:53 ).</li>
<li>Menjelang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan, suasana di Jalan Pegangsaan Timur 56 cukup sibuk. Wakil Walikota, Soewirjo, memerintahkan kepada Mr. Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan seperti mikrofon dan beberapa pengeras suara. Sedangkan Sudiro memerintahkan kepada S. Suhud untuk mempersiapkan satu tiang bendera. Karena situasi yang tegang, Suhud tidak ingat bahwa di depan rumah Soekarno itu, masih ada dua tiang bendera dari besi yang tidak digunakan. Malahan ia mencari sebatang bambu yang berada di belakang rumah. Bambu itu dibersihkan dan diberi tali. Lalu ditanam beberapa langkah saja dari teras rumah. Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno sudah disiapkan. Bentuk dan ukuran bendera itu tidak standar, karena kainnya berukuran tidak sempurna. Memang, kain itu awalnya tidak disiapkan untuk bendera.</li>
<li>Sementara itu, rakyat yang telah mengetahui akan dilaksanakan Proklamasi Kemerdekaan telah berkumpul. Rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda dan rakyat yang berbaris teratur. Beberapa orang tampak gelisah, khawatir akan adanya pengacauan dari pihak Jepang. Matahari semakin tinggi, Proklamasi belum juga dimulai. Waktu itu Soekarno terserang sakit, malamnya panas dingin terus menerus dan baru tidur setelah selesai merumuskan teks Proklamasi. Para undangan telah banyak berdatangan, rakyat yang telah menunggu sejak pagi, mulai tidak sabar lagi. Mereka yang diliputi suasana tegang berkeinginan keras agar Proklamasi segera dilakukan. Para pemuda yang tidak sabar, mulai mendesak Bung Karno untuk segera membacakan teks Proklamasi. Namun, Bung Karno tidak mau membacakan teks Proklamasi tanpa kehadiran Mohammad Hatta. Lima menit sebelum acara dimulai, Mohammad Hatta datang dengan pakaian putih-putih dan langsung menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut kedatangan Mohammad Hatta, Bung Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian. Ia juga mengenakan stelan putih-putih. Kemudian keduanya menuju tempat upacara.</li>
<li>Marwati Djoened Poesponegoro ( 1984:92-94 ) melukiskan upacara pembacaan teks Proklamasi itu. Upacara itu berlangsung sederhana saja. Tanpa protokol. Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA, segera memberi aba-aba kepada seluruh barisan pemuda yang telah menunggu sejak pagi untuk berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna. Latief kemudian mempersilahkan Soekarno dan Mohammad Hatta maju beberapa langkah mendekati mikrofon. Dengan suara mantap dan jelas, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan singkat sebelum membacakan teks proklamasi.</li>
<li>“<i>Saudara-saudara sekalian </i>! <i>saya telah minta saudara hadir di sini, untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. </i><i>Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya ada turunnya. Tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam jaman Jepang ini tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri. Tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia , permusyawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.</i></li>
<li><i>Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah Proklamasi kami: PROKLAMASI; Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia . Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Jakarta , 17 Agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia Soekarno/Hatta.</i></li>
<li><i>Demikianlah saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, dan abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu</i>“. ( Koesnodiprojo, 1951 ).</li>
<li>Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno dan Hatta maju beberapa langkah menuruni anak tangga terakhir dari serambi muka, lebih kurang dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan bendera, dia menolak: ” <i>lebih baik seorang prajurit </i>,” katanya. Tanpa ada yang menyuruh, Latief Hendraningrat yang berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke dekat tiang bendera. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan dan mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief Hendraningrat.</li>
<li>Bendera dinaikkan perlahan-lahan. Tanpa ada yang memimpin, para hadirin dengan spontan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Bendera dikerek dengan lambat sekali, untuk menyesuaikan dengan irama lagu Indonesia Raya yang cukup panjang. Seusai pengibaran bendera, dilanjutkan dengan pidato sambutan dari Walikota Soewirjo dan dr. Muwardi.</li>
<li>Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!</li>
<li>Setelah upacara pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, Lasmidjah Hardi ( 1984:77 ) mengemukakan bahwa ada sepasukan barisan pelopor yang berjumlah kurang lebih 100 orang di bawah pimpinan S. Brata, memasuki halaman rumah Soekarno. Mereka datang terlambat. Dengan suara lantang penuh kecewa S. Brata meminta agar Bung Karno membacakan Proklamasi sekali lagi. Mendengar teriakan itu Bung Karno tidak sampai hati, ia keluar dari kamarnya. Di depan corong mikrofon ia menjelaskan bahwa Proklamasi hanya diucapkan satu kali dan berlaku untuk selama-lamanya. Mendengar keterangan itu Brata belum merasa puas, ia meminta agar Bung Karno memberi amanat singkat. Kali ini permintaannya dipenuhi. Selesai upacara itu rakyat masih belum mau beranjak, beberapa anggota Barisan Pelopor masih duduk-duduk bergerombol di depan kamar Bung Karno.</li>
<li>Tidak lama setelah Bung Hatta pulang, menurut Lasmidjah Hardi (1984:79) datang tiga orang pembesar Jepang. Mereka diperintahkan menunggu di ruang belakang, tanpa diberi kursi. Sudiro sudah dapat menerka, untuk apa mereka datang. Para anggota Barisan Pelopor mulai mengepungnya. Bung Karno sudah memakai piyama ketika Sudiro masuk, sehingga terpaksa berpakaian lagi. Kemudian terjadi dialog antara utusan Jepang dengan Bung Karno: ” <i>Kami diutus oleh Gunseikan Kakka, datang kemari untuk melarang Soekarno mengucapkan Proklamasi </i>.” ” <i>Proklamasi sudah saya ucapkan</i>,” jawab Bung Karno dengan tenang. ” <i>Sudahkah </i>?” tanya utusan Jepang itu keheranan. ” <i>Ya, sudah </i>!” jawab Bung Karno. Di sekeliling utusan Jepang itu, mata para pemuda melotot dan tangan mereka sudah diletakkan di atas golok masing-masing. Melihat kondisi seperti itu, orang-orang Jepang itu pun segera pamit. Sementara itu, Latief Hendraningrat tercenung memikirkan kelalaiannya. Karena dicekam suasana tegang, ia lupa menelpon Soetarto dari PFN untuk mendokumentasikan peristiwa itu. Untung ada Frans Mendur dari IPPHOS yang plat filmnya tinggal tiga lembar ( saat itu belum ada rol film ). Sehingga dari seluruh peristiwa bersejarah itu, dokumentasinya hanya ada 3 ( tiga ) ; yakni sewaktu Bung Karno membacakan teks Proklamasi, pada saat pengibaran bendera, dan sebagian foto hadirin yang menyaksikan peristiwa yang sangat bersejarah</li>
</ul><div style="text-align: center;"><img alt="Indonesia flag raising witnesses 17 August 1945.jpg" class="aligncenter" height="154" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b7/Indonesia_flag_raising_witnesses_17_August_1945.jpg/220px-Indonesia_flag_raising_witnesses_17_August_1945.jpg" width="220" /></div><ul style="text-align: justify;"><li>Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.</li>
<li>Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.</li>
<li>Banyak orang -ya paling tidak saya- berpikir bahwa suara Bung Karno membacakan proklamasi itu mengudara juga di radio pada hari yang sama saat Indonesia merdeka. Ternyata bukan begitu ceritanya. Jumat, 17 Agustus 1945, sekitar jam 17:30 WIB. Saat itu Pak Jusuf sedang berada di kantornya, Hoso Kyoku (Radio Militer Jepang di Jakarta). Tiba-tiba muncullah Syahruddin, seorang pewarta dari kantor berita Jepang Domei dengan tergesa-gesa. (Catatan: Pak Jusuf sempat meralat kebenaran berita bahwa yang datang itu adalah sejarawan Des Alwi). Syahruddin yang masuk ke kantor Hoso Kyoku dengan melompati pagar itu menyerahkan selembar kertas dari Adam Malik yang isinya “Harap berita terlampir disiarkan”. Berita yang dimaksud adalah Naskah Proklamasi yang telah dibacakan Bung Karno jam 10 pagi. Masalahnya, semua studio radio Hoso Kyoku sudah di jaga ketat sejak beberapa hari sebelumnya, tepatnya sehari setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh Amerika. Jusuf kemudian berunding dengan rekan-rekannya, diantaranya Bachtiar Lubis (kakak dari Sastrawan dan tokoh pers Indonesia Mochtar Lubis) dan Joe Saragih, seorang teknisi radio. Beruntung, studio siaran luar negeri tidak dijaga. Saat itu juga dengan bantuan Joe, kabel di studio siaran dalam negeri di lepas dan disambungkan ke studio siaran luar negeri. Tepat pukul 19:00 WIB selama kurang lebh 15 menit Jusuf pun membacakan kabar tentang proklamasi di udara, sementara di studio siaran dalam negeri tetap berlangsung siaran seperti biasa untuk mengecoh perhatian tentang Jepang. Belakangan tentara Jepang mengetahui akal bulus Jusuf dan kawan-kawannya. Mereka pun sempat disiksa. Beruntung mereka selamat. Malam itu pun radio Hoso Kyoku resmi dinyatakan bubar, tetapi dunia saat itu juga sudah mengetahui kabar tentang proklamasi langsung dari mulut Jusuf Ronodipuro. Sayang rekaman suara ini tidak diketahui lagi keberadaannya, atau jangan-jangan sudah tidak ada mengingat malam itu juga radio tersebut ditutup oleh Jepang.</li>
<li><b>Momentum perayaan Hari Kemerdekaan pada tahun ini ternyata istimewa. Itu karena detik-detik proklamasi pada tahun 1945 juga bertepatan </b><b>dengan bulan Ramadan.</b></li>
<li>Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala <i>malaria tertiana</i>. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah <i>Laksamana Maeda</i>. <i>Pating greges</i>, keluh Bung Karno setelah dibangunkan de Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri <i>chinineurethan intramusculair</i> dan menenggak pil <i>brom chinine</i>. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. “Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. masih meriang.</li>
<li>Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nantikan selama lebih dari tiga ratus tahun!</li>
</ul><h4><br />
</h4>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-57152730810883322972011-03-27T02:16:00.000-07:002011-03-27T02:16:23.477-07:00PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN<h1 class="entry-title">SOSIALISASI SEBAGAI PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN</h1><!-- .entry-meta --> <div class="entry-content"> <div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><b>1. Pengertian Proses Sosialisasi</b></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;"><b>Menurut</b><b> Selo Soemardjan</b> dan <b>Soelaiman Soemardi</b>, proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai bidang kehidupan yang berguna. Kehidupan bersama itu dapat dilihat dari beberapa segi. Misalnya dilihat dari aspek hukum.</span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span style="font-size: x-small;">Aktivitas sosial itu terjadi karena adanya aktivitas dari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain.</span></div><a href="" name="more"></a><span style="font-size: x-small;"> Jadi, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan bentuk utama dari proses sosial.</span> <br />
<div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span class="fullpost" style="font-size: x-small;">Keseluruhan kebiasaan yang dimiliki manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan, agama, politik, dan sebagainya harus dipelajari oleh setiap anggota baru masyarakat melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi. Menurut Berger, sosialisasi sebagai proses melalui bagaimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Beberapa teori sosialisasi menurut para <b>ahli sosiolog</b> adalah sebagai berikut:<br />
<b>a. Teori George Herbert Mead</b><br />
<b>Menurut Mead</b> setiap anggota baru harus mempelajari peran-peran yang ada di dalam masyarakat yaitu suatu proses yang dinamakan <b>pengambilan peran</b>. Dalam proses ini seorang belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalankan serta peran yang harus dijalankan orang lain. Jadi diri seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain.<br />
<b>b. Teori Charles H. Cooley</b><br />
<b>Menurut Cooley</b>, seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain melalui tiga tahap, yaitu:<br />
1. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadapnya.<br />
2. Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya.<br />
3. Seseorang mempunyai perasaan apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya. Ia menganalogikan antara pembentukan diri seorang dengan perilaku orang yang sedang bercermin. Misalnya seseorang siswa memperoleh nilai rendah dalam ujian, ia merasa bahwa para gurunya menganggapnya bodoh, maka ia kurang dihargai dan siswa tersebut menjadi murung.<br />
<b>2. Agen Sosialisasi</b><br />
Ada empat <b>agen sosialisasi</b> yaitu keluarga, teman bermain, lingkungan sekolah dan media massa. Misalnya, surat kabar, majalah, buletin, televisi, radio dan iklan.<br />
<i>a. Keluarga</i><br />
<b>Keluarga merupakan</b> <b>lingkungan utama</b> yang dikenal oleh anak. <b>Agen sosialisasi</b> di lingkungan keluarga meliputi orang tua, saudara kandung bahkan untuk lingkungan besar termasuk kakek, nenek, paman, bibi, dan sebagainya. Di samping itu bagi keluarga yang memiliki status sosial yang lebih baik, agen sosialisasi termasuk, pekerja sosial, petugas anak, pembantu dan sebagainya. Peran agen sosialisasi terutama orang tua sangat penting. Arti pentingnya agen sosialisasi terletak pada pentingnya kemampuan yang harus dikerjakan kepada anak.<br />
<i>b. Teman bermain</i><br />
Anak mulai bergaul dengan lingkungan selain keluarganya. Misalnya; tetangganya atau teman sekolahnya, berarti anak menemukan agen sosialisasi yang lain. Pada lingkungan ini seorang anak mempelajari berbagai kemampuan baru, dia melakukan <b>interaksi sosial sederajat</b>, anak memasuki game stage yaitu mempelajari aturan yang mengatur peran orang lain yang kedudukannya sederajat.<br />
<i>c. Lingkungan sekolah</i></span></div><div style="font-family: inherit; text-align: justify;"><span class="fullpost" style="font-size: x-small;">Di <b>lingkungan sekolah</b> atau <b>pendidikan formal</b> seorang anak mulai mempelajari hal-hal baru yang belum dipelajari dalam lingkungan keluarga maupun kelompok bermain. Pendidikan formal mempersiapkan penguasaan peran-peran baru yang akan digunakan di kemudian hari, pada saat anak tidak tergantung pada orang tua lagi. Di lingkungan sekolah, seseorang belajar bahasa (mendengarkan berbicara, membaca dan menulis), belajar matematika, ilmu pengetahuan sosial dan pelajaran lain-lain. Di lingkungan sekolah, para siswa belajar kemandirian, prestasi, umum dan khusus.<br />
<b>1. Kemandirian</b><br />
Jika di rumah anak dapat mengandalkan bantuan orang tuanya dalam melakukan berbagai tugas, maka di sekolah sebagian besar harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Jadi tidak ada ketergantungan pada orang lain.<br />
<b>2. Prestasi</b><br />
Di sekolah anak belajar bersaing dan berprestasi. Setiap tugas-tugas yang diberikan akan memperoleh penghargaan berupa nilai, berbagai nilai yang diperoleh akan menunjukkan tingkat prestasi seseorang sehingga seorang anak termotivasi untuk belajar dan meraih prestasi.<br />
<b>3. Umum<a name='more'></a></b><br />
Di lingkungan sekolah, setiap anak akan memperoleh perlakuan yang sama (secara umum), berbeda dengan di lingkungan keluarga, seorang anak cenderung memperoleh perlakuan khusus.<br />
<b>4. Khusus</b><br />
Di lingkungan sekolah, penilaian terhadap perilaku siswa dibatasi secara khusus. Misalnya penilaian matematika tidak mempengaruhi mata pelajaran lain, seperti bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan sosial dan lain-lain. Keberhasilan atau kegagalan ditentukan oleh prestasi secara khusus tiap-tiap mata pelajaran itu sendiri.<br />
<b>5. Media Masa</b><br />
Media masa, baik media cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio, televisi, film, internet) merupakan bentuk komunikasi yang dikatagorikan sebagai agen sosialisasi. Pesan-pesan yang disampaikan baik melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan internet akan mempengaruhi perilaku seseorang. Misalnya, anak mengikuti gaya mode dan penampilan para artis. <b>3. Tujuan dan Indikator Keberhasilan Proses Sosialisasi</b><br />
<i>a. Tujuan sosialisasi</i><br />
<b>Tujuan sosialiasi</b> yaitu <i>sebagai proses pengenalan diri sendiri dan orang lain dengan perannya masing-masing. Melalui sosialisasi, seseorang dapat menyesuaikan perilaku yang diharapkan, mengenal dirinya dan mengembangkan segenap potensinya untuk menjadi anggota masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan sebagai pedoman dalam kehidupannya.</i><br />
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan sosialisasi adalah:<br />
1. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial di mana seseorang individu bertempat tinggal, misalnya mengenal anggota keluarga (ayah, ibu dan saudara-saudaranya).<br />
2. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial masyarakat. Misalnya mengenal teman bermain, mengenal tetangga.<br />
3. Untuk mengenal lingkungan alam sekitar. Misalnya mengenal kedudukan tempat tinggalnya di antara masyarakat dan mengenal lingkungan tempat bekerja.<br />
4. Untuk mengenal sistem nilai-nilai norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat. Misalnya, mengenal adat istiadat, mengetahui peraturan-peraturan yang berlaku dan sanksi-sanksi yang diterapkan.<br />
5. Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial budaya sehingga dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat.<br />
<i>b. Indikator Keberhasilan Proses Sosialisasi</i><br />
Keberhasilan seseorang individu dalam <b>proses sosialisasi</b> dapat dilihat dan diukur dari adanya indikasi-indikasi sebagai berikut:<br />
1. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam sekitarnya, hal ini dapat dan seorang mengenal keluarga, saudara, tetangga.<br />
2. Dapat berintegrasi dengan lingkungan sosial masyarakat.<br />
3. Adanya peningkatan status dan peranan seseorang dalam usaha peningkatan kasir.<br />
<b>4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi</b><br />
<b>Keberhasilan proses sosialisasi</b> oleh beberapa faktor baik yang berasal dari diri individu, wawasan biologis, potensi dirinya dan faktor yang berasal dari luar dirinya.<br />
a. Faktor dari dalam<br />
Faktor yang berasal dan dalam individu seseorang meliputi:<br />
1. Bilogis yang meliputi bentuk tubuh, golongan darah, wajah alat indera.<br />
2. Tingkat kecerdasan atau Intelegensi Question (IQ).<br />
3. Tingkat emotional atau Emotional Question (EQ) dan<br />
4. Potensi, bakat, serta keterampilan.<br />
b. Faktor dari luar<br />
<b>Faktor-faktor yang mempengaruhi proses sosialisasi</b> yang berasal dari luar yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat setempat, lingkungan bermain/pergaulan, lingkungan pendidikan, dan lingkungan pekerjaan.<br />
<b>5. Pembentukan Kepribadian</b><br />
<i>a. Faktor-faktor pembentukan kepribadian</i><br />
Istilah <b>“Kepribadian”</b> adalah sebagai ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten, yang memiliki identitas khusus sebagai individu. Ciri khas tersebut berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.<br />
Beberapa <b>faktor yang mempengaruhi</b> <b>pembentukan kepribadian seseorang</b> adalah:<br />
1. Faktor keturunan<br />
2. Faktor lingkungan alam<br />
3. Lingkup budaya<br />
4. Situasi<br />
<i>b. Unsur-unsur pembentukan kepribadian</i><br />
<b>1. Pengetahuan</b><br />
Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar, dan secara nyata yang terkandung di dalam otaknya. Seluruh proses akal manusia yang sudah jadi antara lain, persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep maupun fantasi.<br />
<b>2. Perasaan</b><br />
<b>Perasaan adalah</b> suatu keadaan dalam kesadaran manusia, karena pengaruh pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif atau negatif. Adapun dorongan naluri antara lain, dorongan untuk memperatahankan hidup, dorongan seks, dorongan untuk berbakti, rasa, simpati, cemburu, dorongan akan kehendak bentuk, warna dan gerak.<br />
<i>c. Tipologi kepribadian</i><br />
Tipologi kepribadian seseorang menjadi enam tipologi dan masing-masing memiliki karakter dan kedudukan yang berbeda-beda. Keenam tipologi yang dimaksud adalah:<br />
1. Realistis<br />
Tipe realistis yaitu seseorang yang menyukai kegiatan fisik yang menuntut kererampilan, kekuatan dan koordinasi.<br />
2. Investigatif<br />
Seseorang yang memiliki tipe investigatif menyukai kegiatan yang mencakup pemikiran, pengorganisasian dan pemahaman.<br />
3. Sosial<br />
Tipe sosial yaitu seseorang yang menyukai kegiatan yang membantu meringankan beban orang lain.<br />
4. Konversional<br />
Tipe konversional yaitu tipe yang menyukai kegiatan yang diatur dengan peraturan jelas.<br />
5. Enterfising<br />
Tipologi ini menyukai kegiatan di mana selalu ada peluang untuk mempengaruhi orang lain.<br />
6. Artistik<br />
Seseorang dalam tipologi ini menyukai kegiatan yang bersifat mendua, eksperesif, kreatif. Karakternya imajinatif, tidak teratur, idealis, emosional, tidak praktis. Kedudukannya: tukang cat, pemusik, penulis.<br />
<b>6. Fungsi Nilai dan Norma Sosial</b><br />
<i>a. Nilai Sosial</i><br />
1. Pengertian nilai sosial<br />
Nilai adalah suatu ukuran atau patokan yang diyakini dan dijadikan standar pedoman. Nilai sosial berarti pedoman perilaku yang dianggap baik, pantas dan benar sebagai ukuran perilaku masyarakat.<br />
2. <b>Ciri-ciri nilai sosial</b><br />
1. Hasil interaksi sosial antar warga masyarakat<br />
2. Bukan pembawaan sejak lahir<br />
3. Terbentuk melalui proses belajar<br />
4. Dapat mempengaruhi perkembangan pribadi<br />
5. Berhubungan satu sama lain dan<br />
6. Bervariasi antara budaya yang satu dengan yang lain.<br />
<i>b. Norma Sosial</i><br />
1. Pengertian sosial<br />
a. Umumnya tidak tertulis kecuali norma hukum<br />
b. Hasil dan kesepakatan masyarakat<br />
c. Warga masyarakat mentaatinya<br />
d. Mengandung sanksi bagi yang melanggarnya dan<br />
e. Menyebabkan terjadinya perubahan sosial sehingga norma sosial dapat berubah pula.<br />
<b>Menurut Berry</b>, unsur pokok dari norma yaitu tekanan sosial terhadap anggota-anggota masyarakat untuk menjalankan norma-norma tersebut. Jika aturan-aturan tidak dikuatkan oleh desakan sosial, maka tidak dapat disebut norma sosial. Adanya desakan sosial itu merupakan ciri, bahwa norma-norma itu benar-benar telah menjadi norma sosial, sebab norma disebut sebagai norma sosial bukan saja karena telah mendapatkan sifat kemasyarakatannya akan tetapi telah dijadikan patokan dalam perilaku.<br />
<b>2. Tahap-tahap Norma sosial</b><br />
Berdasarkan tingkat daya ikat terhadap masyarakat tahap-tahap norma sosial meliputi:<br />
a. Norma cara (Usage)<br />
Norma cara yaitu tata cara yang dianut seseorang dalam melakukan sesuatu.<br />
b. Norma kebiasaan (Folkways)<br />
Norma kebiasaan yaitu suatu aturan yang biasa berlaku di lingkungan masyarakat (biasa dilakukan secara berulang-ulang).<br />
c. Norma tata kelakuan (Mores)<br />
Suatu norma kebiasaan yang sudah mengakar di masyarakat berkembang menjadi norma tata kelakuan, norma tata kelakuan digunakan sebagai alat pengawasan oleh masyarakat kepada anggotanya.<br />
d. Norma hukum<br />
Norma hukum yaitu suatu rangkaian aturan yang menjadi pedoman bagi seluruh warga negara. Norma hukum berisi ketentuan-ketentuan perundang-undangan termasuk peraturan pemerintahan baik pusat maupun daerah dan keputusan-keputusan pejabat pemerintah yang dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, apabila dilanggar dikenakan sanksi hukum baik penjara, denda atau hukuman mati.<br />
<b>3. Jenis-jenis norma sosial</b><br />
Dilihat dari bidang-bidang kehidupan yang diaturnya, norma sosial dibagi menjadi 4 jenis antara lain adalah:<br />
a. Norma kesusilaan dan kesopanan<br />
Norma kesusilaan adalah norma yang bersumber dari perasaan manusia sedangkan norma kesopanan bersumber pada akal pikiran manusia.<br />
b. Norma adat atau kebiasaan<br />
Norma adat atau kebiasaan yaitu norma yuang mengatur kehidupan bermasyarakat yang dipergunakan secara berulang-ulang dan dibakukan sebagai pedoman adat dalam kelompok masyarakat tertentu, misalnya adat perkawinan, adat pembagian warisan, upacara penguburan dan selamatan.<br />
c. Norma Agama<br />
Norma agama yaitu aturan-aturan yang bersumber dan ajaran agama yang mengikat pada penganutnya yang berisi perintah-perintah maupun larangan bagi penganutnya masing-masing untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat, pelanggaran norma tersebut akan dianggap sebagai perbuatan dosa.<br />
d. Norma Hukum<br />
Norma hukum merupakan norma sosial yang dibuat oleh lembaga berwenang untuk dijadikan pedoman dalam mengatur kehidupan warga negara, dan kehidupan dalam hal ini sanksi bagi yang melanggar dikenai denda, hukuman penjara, sesuai tingkat kesalahannya.<br />
<b>7. Fungsi Nilai dan Norma Sosial</b><br />
Maurice Doverger berpendapat bahwa nilai-nilai sosial mencerminkan suatu kualitas referensi dalam tindakan, memberikan sumbangan yang berarti kepada pembentukan pandangan dunia mereka, memberikan perasaan identitas kepada masyarakat dan menentukan seperangkat tujuan yang hendak dicapai.<br />
Saparinah Sadli menjelaskan bahwa norma-norma sosial yang menjadi pedoman perilaku manusia sebenarnya bersumber dari niali-nilai.<br />
Fungsi nilai dan norma-norma sosial antara lain adalah:<br />
1. Sebagai petunjuk perilaku<br />
Nilai dan norma merupakan sesuatu yang mengandung kebaikan yang telah diyakini dan dijadikan pedoman dalam kehidupan.<br />
2. Sebagai pelindung pihak-pihak yang lemah<br />
Nilai dan norma sosial berlaku secara umum di lingkungan masyarakat. Nilai dan norma membatasi ruang gerak orang-orang yang kuat untuk melakukan perilaku sekehendaknya.</span><span class="fullpost" style="font-size: x-small;"><i> </i></span></div></div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-48608099801465886692011-03-27T02:09:00.001-07:002011-03-27T02:09:59.601-07:007 Golongan Yang Mendapat Naungan Allah SWT<h1>7 Golongan Yang Mendapat Naungan Alloh SWT</h1><div class="img"><img alt="image" class="image" src="http://st291905.sitekno.com/images/art_30406.jpg" title="7 Golongan Yang Mendapat Naungan Alloh SWT" /></div><!-- [if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!-- [if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--> <style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
p
{mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
p.MsoListParagraph, li.MsoListParagraph, div.MsoListParagraph
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpFirst, li.MsoListParagraphCxSpFirst, div.MsoListParagraphCxSpFirst
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpMiddle, li.MsoListParagraphCxSpMiddle, div.MsoListParagraphCxSpMiddle
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
p.MsoListParagraphCxSpLast, li.MsoListParagraphCxSpLast, div.MsoListParagraphCxSpLast
{mso-style-priority:34;
mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-type:export-only;
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:36.0pt;
mso-add-space:auto;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;
mso-fareast-language:EN-US;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:671179827;
mso-list-template-ids:1725347856;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l1
{mso-list-id:1426463366;
mso-list-template-ids:2008869274;}
@list l1:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l2
{mso-list-id:1630355133;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:700842456 69271553 69271555 69271557 69271553 69271555 69271557 69271553 69271555 69271557;}
@list l2:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
margin-left:37.95pt;
text-indent:-18.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l3
{mso-list-id:1728452228;
mso-list-template-ids:1062998896;}
@list l3:level1
{mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;}
@list l4
{mso-list-id:1780878070;
mso-list-template-ids:-2112427292;}
@list l4:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l5
{mso-list-id:1967854035;
mso-list-template-ids:-21997364;}
@list l5:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l6
{mso-list-id:2060204038;
mso-list-template-ids:-164224838;}
@list l6:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
@list l7
{mso-list-id:2080781826;
mso-list-template-ids:1596366862;}
@list l7:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> <!-- [if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style> <![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt; line-height: 115%;">7 Golongan Yang Mendapat Naungan Alloh SWT</span></div><em><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:</span> </em><br />
<div style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><em><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">“Tujuh golongan manusia yang akan diberi perlindungan oleh Allah dalam naungannya di hari yang tiada naungan melainkan perlindungan Allah itu sendiri iaitu: Imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang sentiasa beribadat kepada Allah, lelaki yang hatinya sentiasa terpaut dengan masjid, dua orang yang saling cinta mencintai kerana Allah di mana keduanya berkumpul dan berpisah kerana Allah, seorang lelaki yang diajak oleh wanita rupawan serta berkedudukan tinggi untuk melakukan zina, lalu ia menjawab, “Aku takut kepada Allah”, seseorang yang bersedekah dengan sesuatu sedekah lalu menyembunyikan sedekahnya itu sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan oleh tangan kanannya, seseorang yang mengingati Allah di tempat yang sunyi lalu mengalir air matanya.</span> </em> <span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11pt;">”(Riwayat Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tujuh golongan yang akan mendapat naungan dari Allah SWT di hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><ol><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemimpin yang adil</span> </li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya</span> </li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Orang yang hatinya berpaut ke masjid</span> </li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dua orang yang saling mengasihi karena Allah, dan keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah</span> </li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Seorang laki-laki yang diundang oleh seorang perempuan yang mempunyai kedudukan dan rupa yang cantik untuk melakukan kejahatan tetapi dia berkata "Aku Takut Kepada Allah"</span> </li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Seseorang yang memberi sedekah tetapi merahasiakannya seolah-olah tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanan</span> </li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Seseorang yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga ia mengalirkan air mata dari kedua matanya.</span> </li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penjelasan</span> <span><a name='more'></a><br />
<!-- [if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!-- [endif]--></span> <strong><span style="color: #000099; font-family: "Arial","sans-serif";"></span> </strong></div><div class="MsoListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 12pt 37.95pt; text-indent: -18pt;"><!-- [if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span> </span> </span> </span> <!-- [endif]--><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemimpin yang adil</span> </strong></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pemimpin disini bisa presiden, pak camat, pak lurah atau kepala rumah tangga sampai imam di masjid atau musholla. Untuk imam, yang dimaksud imam yang adil adalah tidak membeda-bedakan saat ia sholat sendiri maupun sedang mengimami jamaahnya. Tidak saat ia sendiri ia sholat membaca surah yang pendek, tetapi saat berjamaah ia membaca surah yang panjang.</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Anak muda yang saleh</span> </strong> <span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span> </li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat. Ini merupakan imbalan dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Orang yang hatinya terikat pada masjid</span> </strong> <span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span> </li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah dimuka bumi ini, jadi sudah sewajarnya apabila manusia-manusia yang hatinya selalu terikat pada tempat yang paling dicintaiNya, akan mendapatkan perlindungan di hari akhir. Tidak ada yang menghalangi dia dan keluarganya kecuali keinginan untuk selalu berjamaah di Masjid/Musholla, adalah salah satu tanda hati sudah terikat kepada Masjid.</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dua orang yang saling mencintai karena Allah</span> </strong> <span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span> </li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Makna yang didapat adalah kebersamaan dan persahabatan. Kita melakukan sesuatu bersama-sama dengan saudara kita, dan kita melakukannya semata-mata karena mengharap ridha Allah; Saat saudara kita lupa dan ingkar kepada Allah, kita mengingatkannya. Itu adalah cermin persahabatan yang dirahmati Allah.</span> <span></span></div><ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mampu menghadapi godaan lawan jenis</span> </strong> <span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span> </li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dicontohkan saat Nabi Yusuf AS berada dalam istana raja dan mendapat godaan yang luar biasa dari Siti Julaiha, seorang wanita yang sangat rupawan. Nabi Yusuf bermunajat kepada Allah SWT dan berkata ‘lebih baik hidup di penjara dari pada di istana’ karena beliau tahu betapa Allah akan melindunginya di yaumil akhir apabila dapat melawan godaan yang sangat berat itu.</span> <span></span></div><ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ihklas dalam beramal</span> </strong> <span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span> </li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Semua berawal dari niat, bahkan dalam beramal sekalipun. Dalam hadist Arbain, keutamaan berniat sebelum melakukan amalan ditempatkan pada hadist yang paling pertama. Dilambangkan dalam bersedekah, tangan kiri tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya.</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><ul><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bertahajud dan Berzikir kepada Allah</span> </strong> <span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span> </li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bangun pada tengah malam, berserah diri kepada Allah, memohon ampun dan mengingat dosa-dosa di masa lalu sampai bercucuran air matanya, termasuk salah satu yang dijamin perlindungannya di akhir kelak.</span> <span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><br />
<br />
Mudah-mudahan kita salah satu dari ketujuh golongan tersebut, dan kita harus berusaha menjadi salah satu dari golongan tersebut, lebih bagus kita termasuk ke tujuh golongan tersebut.</span></div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-62466838393920388782011-03-27T02:04:00.000-07:002011-03-27T02:04:18.218-07:00Jin Pendamping Manusia<div class="post-28 post type-post status-publish format-standard hentry
category-aqidah category-iman category-islam category-muslim
category-tauhid category-wwwmediamusliminfo" id="post-28"> <h2 class="posttitle"><a href="http://aqidahislam.wordpress.com/2006/11/21/jin-pendamping-manusia-qarin/" rel="bookmark" title="Permanent link to Jin Pendamping Manusia (Qarin)">Jin Pendamping Manusia (Qarin</a><a href="http://www.mediamuslim.info/"><strong>)</strong></a></h2><h2 class="posttitle"><strong> </strong>Banyak kejadian yang dikisahkan oleh manusia tentang hantu atau roh orang yang sudah meninggal. Kita bisa melihat di acara-acara televisi dewasa ini yang mengemasnya dengan sajian yang menarik. Seseorang bercerita bahwa suatu ketika ditemui oleh si Fulan. Ternyata diketahui bahwa si Fulan tersebut baru saja meninggal dunia. Kisah-kisah sejenis ini sangatlah banyak ragam kejadiaannya.</h2><div class="postentry"> Maka, kebanyakan manusia mengira bahwa roh orang yang sudah meninggal itu bergentayangan. Bahkan, peristiwa-peristiwa yang bersangkutan dengan kejadian orang yang baru meninggal tersebut sampai membuat segolongan aliran berkeyakinan bahwa orang yang sudah meninggal itu akan menitis kembali. Mereka menyebutkan bukti-bukti kejadian yang berkaitan dengan peristiwa kematian, dan juga hasil dari cerita-cerita seperti tersebut di atas.<span id="more-28"></span><br />
<div align="justify">Anggapan atau persepsi yang merupakan keyakian bagi kebanyakan orang-orang itu tidak lepas dari pengetahuan dan informasi yang diterimanya. Mereka berkeyakinan demikian karena apa yang mereka temui dan apa yang mereka dapatkan, semuanya, mengarah kepada kesimpulan tersebut. Bahkan, sebagian orang juga ada yang mempercayai dan melaksanakan perintah yang disampaikan oleh hantu (menurut mereka: roh gentayangan).</div>Sebutlah sebagai contoh seperti berikut. Seseorang didatangi orang yang diketahui telah meningal dunia sejak puluhan tahun, yaitu kakeknya sendiri, dan memberi sebuah pesan. Pesannya, “Aku menghendaki anak cucuku datang ke pemakamanku. Jika kau datang dan sebarang beberapa hari kau di sana, niscaya kuberikan sesuatu yang berharga untukmu.” Maka, orang itu mengira bahwa ia telah mendapatkan ilham dari kakeknya (orang bodoh menyebutnya: wahyu). Maka mereka datang ke pemakanan kakeknya, kemudian bertapa di sana. Maka, keadaan orang seperti ini adalah telah syirik kepada Alloh.<br />
Kemudian, ada contoh lagi seperti berikut. Seseorang yang mengira telah mendapatkan ilham tadi kemudian menyepi atau semadi di pemakaman (kuburan). Beberapa malam kemudian didatangi kakeknya yang kemudian memberi petuah kepadanya dengan mengatakan, “Wahai cucuku! Ini kuberikan pusaka sebagai pegangan untukmu. Jika terjadi sesuatu, mintalah bantuan kepadanya, niscaya akan datang bala bantuan kepadamu dari pusaka itu. Dan, jangan lupa, peganglah kebenaran.” Maka, seseorang akan dengan yakin dan gembira membawa pusaka yang telah didapatnya dan akan selalu dipegangnya. Ia tambah yakin dengana adanya sang kakek yang berpesan untuk selalu berpegang kepada kebenaran. Keadaan orang semacam ini juga tertipu. Dan, ia telah berbuat syirik.<br />
Kemudian, ada contoh lagi seperti berikut. Seorang dukun didatangi pasien yang baru beberapa bulan yang lalu ditinggal mati oleh anaknya. Ia datang untuk meminta petunjuknya. Pasien yang datang itu mengungkapkan keluhannya, “Mbah (Kakek!), keluarga saya akhir-akhir ini selalu ditimpa. Apakah ada yang berusaha menghancurkan saya Mbah? Karena, saya membuka usaha persis di samping orang kaya sebelum anakku meninggal dunia. Kalau ada, tolonglah Mbah!” Jawab mbah dikuk,”Silakan kamu pulang dulu anakku, nanti aku akan teropong siapa gerangan pelakunya.<br />
Kemudian, datanglah seorang anak kecil kepada dukun itu dalam mimpinya. Anak itu mengaku telah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu, dan memberitahukan bahwa pelaku yang berusaha menghancurkan hidup keluarga ayahku adalah orang kaya di sampingnya. Sang dukun dengan yakin kemudian memberitahukan kepada pasiennya.<br />
Sang dukun bertanya kepada pasiennya, “Apakah kamu telah ditinggal mati oleh anakmu?”<br />
Sahut pasien, “Ya, benar Mbah, kok Mbah tahu? Sungguh Mbah ini orang yang mengetahui (orang pinter).” Sang dukun menjawab, “Setelah aku analisis, memang pelakunya adalah tetanggamu yang kaya itu. Ia tidak rela jika daganganmu menyainginya. Oleh karena itu, ia berusaha ingin menghancurkanmu.” Demikian penjelasan sang dukun kepada pasiennya.<br />
Tentu Anda tahu apa yang akan terjadi dengan cerita selanjutnya. Yang terjadi selanjutnya tidak lain adalah peperangan antara dua orang tetangga. Ini adalah salah satu akibat campur tangan jin yang jahat untuk memecah-belah manusia. Orang yang mempercayai dukun dan sang dukun itu sendiri telah berbuat syirik dalam hal ini. Mereka termasuk orang-orang yang tertipu.<br />
Lalu, bagaimana hal itu bisa dikatakan orang-orang yang tertipu? Yah, mereka tertipu karena tidak mengenal ajaran Islam, tidak mau mengenal tentang sifat-sifat setan, tidak mau mengenal jenis-jenis perbuatan setan. Bahwa semua kejadian yang kami contohkan tersebut di atas tidak lain adalah bentuk-bentuk kejahatan setan kepada manusia untuk menjerusmuskan manusia ke dalam lembah kesesatan. Ketiga contoh tersebut di atas tidak lain adalah bentuk-bentuk penyesatan yang dilakukan oleh makhluk yang mengaku telah meningal dunia, dan orang yang didatanginya mempercayainya karena di antaranya mereka melihat bentuknya yang sama dengan orang yang telah meninggal dunia. Bentuk penyesatan itu dilakukan oleh sekelompok jenis jin pendamping (qarin).<br />
<strong>Dalil tentang Adanya Jin Pendamping<a name='more'></a></strong><br />
Ibn Mas’ud menceritakan, Rasululloh <em>Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,</em> bersabda yang artinya: <em>“Tidaklah salah seorang dari kalian melainkan ada pendampingnya dari golongan jin.” Mereka bertanya, “Juga padamu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, hanya saja aku telah mendapat perlindungan dari Allah sehingga aku selamat. Ia tidak memerintahkan aku kecuali kebaikan.”</em> (HR Muslim).<br />
Ath-Thabarani mengisahkan riwayat dari Syuraik bin Thariq. Ia berkata, Rasululloh <em>Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam</em> bersabda, yang artinya:<em> “Tidak ada seseorang di antara kalian melainkan ada baginya seorang setan.” Mereka bertanya, “Juga bagimu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, tetapi Allah melindungiku sehingga aku selamat .”</em>(HR. Ibnu Hibban).<br />
Ibn Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah <em>Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam</em> bersabda, yang artinya: <em>“Setiap anak Adam mempunyai kelompok, dan bagi malaikat ada kelompok dengan anak Adam. Kelompok setan mengajak kepada kejahatan dan mendustakan yang hak, adapun kelompok malaikat mengajak kepada kebaikan dan membenarkan yang hak. Barang siapa yang mendapatkan yang demikian itu, maka ketahuilah bahwa itu dari Allah dan pujilah Allah, dan barang siapa yang mendapatkan selain itu, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk, kemudian ia membaca asy-syaithanu ya’idukumul-faqra wa ya’murukum bil-fahsya’.” (</em>HR. Tirmizi).<br />
Sa’id al-Jariri mengomentari ayat yang berbunyi, <em>“Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Alquran), kami adakan baginya setan.” </em>(QS. Az-Zukhruf: 36). Ia berkomentar, “Telah sampai berita kepada kami bahwa orang kafir apabila dibangkitkan pada hari kiamat, setan akan mendorong dengan tangannya, hingga ia tidak bisa melawannya, sampai Alloh menempatkannya di api neraka, dan ketika itu ia berkata, ‘Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat.’ (QS. Az-Zukhruf: 38). Sementara, orang mukmin akan diwakilkan padanya malaikat sampai ia diadili di antara manusia dan menempatkannya dalam surga.<br />
Demikianlah, orang yang berpaling dari petunjuk yang lurus, yaitu Alquran dan sunah, maka baginya akan diadakan oleh Alloh yaitu setan, yang akan menyesatkannya. Contoh cerita-cerita yang disebutkan di atas adalah salah satu bentuk contoh mereka yang terkelabui oleh setan, karena mereka tidak menempuh jalan yang lurus, tetapi mengambil jalan orang-orang yang sesat, di antaranya mereka percaya dengan dukun, di antaranya mereka percaya dengan ilham-ilham picisan yang sebenarnya bukan ilham, tetapi tipu daya setan untuk menyesatkan manusia.<br />
(Sumber Rujukan: Luqath al-Marjan fi al-Ahkam al-Jan, Imam Jalaluddin as-Suyuthi)<br />
</div></div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-26121107569239832752011-03-27T02:00:00.000-07:002011-03-27T02:02:38.486-07:00Iman Kepada Allah<b>Iman kepada Allah <i>Subhanallohu wa Ta’ala</i></b><br />
<b><i></i></b>Kita mengimani Rububiyah Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i>, artinya bahwa Allah adalah Rabb: Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Kita juga harus mengimani uluhiyah Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i> artinya <i><b>Allah adalah Ilaah (sembahan) Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil</b></i>. Keimanan kita kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur.<span id="more-24"></span><br />
<div align="justify">Dan kita mengimani keesaan Allah <i>Subhanallohu wa Ta’ala</i>dalam hal itu semua, artinya bahwa Allah <i>Subhanallohu wa Ta’ala</i> tiada sesuatupun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, maupun dalam Asma’ dan sifat-Nya.</div>Firman Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala,</i> yang artinya: <i>“(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu</i><br />
<i>mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”. </i>(QS. Maryam: 65)<br />
Dan firman Allah<i>,</i> yang artinya: <i>“Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”. </i>(QS. Asy-Syura:11)<br />
<b>Iman Kepada Malaikat</b><br />
Bagaimana kita mengimani para malaikat ? mengimani para malaikat Allah yakni dengan meyakini kebenaran adanya para malaikat Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i>. Dan para malaikat itu, sebagaimana firman-Nya<i>,</i> yang artinya: <i>”Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” </i>(QS. Al-anbiya: 26-27)<br />
Mereka diciptakan Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala, </i>maka mereka beribadah kepada-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya. Firman Allah <i>Subhanahu Wa Ta’,</i> yang artinya: <i>” …Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. “</i> (QS. Al-Anbiya: 19-20).<br />
<b>Iman Kepada Kitab Allah</b><br />
<b></b>Kita mengimani bahwa Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i> telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Firman Allah <i>Subhanahu Wa Ta’,</i> yang artinya: <i>”Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan… “</i> (QS. Al-Hadid: 25)<br />
Dari kitab-kitab itu, yang kita kenal ialah :<br />
<a name='more'></a><br />
<ul><li> <div align="justify"><b>Taurat, </b>yang Allah turunkan kepada nabi Musa <i>alaihi sallam</i>, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Maidah: 44.</div></li>
<li> <div align="justify"><b>Zabur, </b>ialah kitab yang diberikan Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i> kepada <i>Daud alaihi sallam</i>.</div></li>
<li> <div align="justify"><b>Injil</b>, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman Allah : <i>”…Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” </i>(QS : Al-Maidah : 46)</div></li>
<li> <div align="justify"><b>Shuhuf, </b>(lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, <i>‘Alaihimas-shalatu Wassalam. </i></div></li>
<li> <div align="justify"><b>Al-Quran, </b>kitab yang Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i> turunkan kepada Nabi Muhammad <i>shalallohu ‘alahi wa sallam</i>, penutup para nabi. Firman Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala, </i>yang artinya: <i>” Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil…” </i>(QS. Al Baqarah: 185).</div></li>
</ul><div align="justify"><b>Iman Kepada Rasul-Rasul</b></div><b></b>Kita mengimani bahwa Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i> telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, Firman Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala, </i>yang artinya: <i>” (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” </i>(QS. AN-Nisa: 165).<br />
Kita mengimani bahwa rasul pertama adalah nabi Nuh dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad <i>shalallohu ‘alahi wa sallam</i>, semoga shalawat dan salam sejahtera untuk mereka semua. Firman Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala, </i>yang artinya: <i>”Sesungguhnya Kami telahmewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang (datang) sesudahnya…” </i>(QS. An-Nisa: 163).<br />
<b>Iman Kepada Hari Kiamat</b><br />
<b></b>Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut.<br />
Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati oleh Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i>. Firman Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala, </i>yang artinya:<i>”Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing).” </i>(QS. Az-Zumar: 68)<br />
Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala, </i>yang artinya: <i>” Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala.” </i>(QS. Al-Insyiqaq: 13-14).<br />
<b>Iman Kepada Qadar Baik dan Buruk</b><br />
<b></b>Kita juga mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.<br />
Iman kepada qadar ada empat tingkatan:<br />
<ol><li> <div align="justify"><b>‘Ilmu</b><br />
ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki. </div></li>
<li> <div align="justify"><b>Kitabah</b><br />
ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala, </i>yang artinya: <i>”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” </i>(QS. Al-Hajj: 70) </div></li>
<li> <div align="justify"><b>Masyi’ah</b><br />
ialah mengimani bawa Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i>. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi. </div></li>
<li> <div align="justify"><b>Khal</b><br />
Ialah mengimani Allah<i> Subhanahu Wa Ta’ala</i>. adalah pencipta segala sesuatu. Firman Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala, </i>yang artinya: <i>” Alah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi.” </i>(QS. Az-Zumar: 62-63). </div></li>
</ol><div align="justify">Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala </i>sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah <i>Subhanahu Wa Ta’ala</i>.</div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-4306486613510694262011-03-27T01:41:00.000-07:002011-03-27T01:41:34.523-07:00Proses Pembentukan Bumi<h2> <span class="mw-headline"> Tenaga Endogen</span></h2>Tengaga Endogaen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yangberasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer) <br />
<br />
<a href="" name="Proses_Diastropisme"></a><h3> <span class="mw-headline"> <b>Proses Diastropisme</b> </span></h3>Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.<br />
<br />
<a href="" name="Proses_lipatan"></a><h3> <span class="mw-headline"> <b>Proses lipatan</b> </span></h3>Kalau tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :<br />
puncak lipatan (antiklin)<br />
lembah lipatan (sinklin)<br />
<br />
<a href="" name="Proses_Patahan"></a><h3> <span class="mw-headline"> <b>Proses Patahan</b><br />
</span></h3>Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.<br />
<br />
<a href="" name="Vulkanisme"></a><h3> <span class="mw-headline"> <b>Vulkanisme</b><br />
</span></h3>Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan berada di tengah lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan melutus di permukaan. <br />
<a href="" name="Istilah-Istilah_vulkanisme.C2.A0:"></a><h4> <span class="mw-headline"> <b>Istilah-Istilah vulkanisme :</b> </span></h4><ol><li><b>Vulkanologi </b>: ilmu kebumian yang memplajari gunungapi<br />
</li>
<li><b>Magma</b> : bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat,cair,dan gas yang terdapat di lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma bersikar 900 C-1200 C.<br />
</li>
<li><b>Erupsi</b> : proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan bumi. Erupsi sebuah gunungapi dapdt berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada lapisan-lapisan batu. Dan ledakan sumburan (ekaplosif) melalui kepundan atau corong gunung api.<br />
</li>
<li>I<b>ntrusi magma</b> : proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan batuan, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Apabila intrusi magma membeku maka akan terbentuk batuan intrusiva.<br />
</li>
<li><b>Lava</b> : magama yang keluar sampai ke permukaan bumi.<br />
</li>
<li><b>Lahar</b> : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumu.<br />
</li>
<li><b>Eflata / bahan piroklastik</b> : bahan-bahan yang lepas dari gunungapi ketika terjadi letusan eksplosif. </li>
<li><b>Kawah</b> : lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat keluarnya magma. Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak mak akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang di Indonesia, antara lain Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali). </li>
</ol><a href="" name="Bentuk-Bentuk_Gunungapi"></a><h4> <span class="mw-headline"> <b>Bentuk-Bentuk Gunungapi</b> </span></h4>Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yang berbeda yaitu :<br />
<br />
<ol><li><b>Gunungapi Prisai</b> : Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai. Ciri gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar, Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai. </li>
<li><b>Gunungapi Maar </b>:Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif) yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia), Gunungapi Starto (Kerucut) </li>
<li><b>Gunung api</b> <b>Starto</b> : Gunung api starto terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci, <br />
</li>
</ol><a href="" name="Gejala_Vulkanisme"></a><h4> <span class="mw-headline"> <b>Gejala Vulkanisme</b> </span></h4>Gejala Vulakanik ada dua yaitu :<br />
<br />
<ul><li><b>Pravulkanik</b> </li>
</ul>Pravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunungapi. Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :<br />
<br />
<ol><li>Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi panas) </li>
<li>Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung. </li>
<li>Meningkatnya bau belerang yang menyengat </li>
<li>Pascavulkanik (postvulcanic) </li>
<li>Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas atau sedang dalam fase istirahat. Gejalanya antara lain : </li>
<li>Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di Banten (Jawa Tangah) dan di Ciatar (Jawa Barat) </li>
<li>Ditmuaknya gas gunungapi berupa : </li>
<li>Uap air (fumarola) </li>
<li>Gas belerang (sulfatar) </li>
<li>Gas karbondioksida (mofet) </li>
<li>adanya semburan air panas (geyser) yang keluar darirekahan batuan seperti di Cisolok Sukabumi (Jawa Barat) </li>
</ol><a href="" name="Tenaga_Eksogen"></a><h2> <span class="mw-headline"> Tenaga Eksogen </span></h2>Proses eksogenmerupakan tenaga dari luar. <br />
<br />
<a href="" name="Pelapukan"></a><h3> <span class="mw-headline"> <b>Pelapukan</b> </span></h3>Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:<br />
<br />
<ol><li>Sinar matahari </li>
<li>Air </li>
<li>Gletser </li>
<li>reaksi kimiawi </li>
<li>kegiatan makhluk hidup (organisme) </li>
</ol>Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :<br />
<b>Pelapukan Mekanik</b><br />
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batu<br />
<b>Pelapukan Kimiawi</b><br />
Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.<br />
<b>Pelapukan Organik</b><br />
Pelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).<br />
<br />
<a href="" name="Erosi"></a><h3> <span class="mw-headline"> <b>Erosi</b> </span></h3>Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (<i>deflasi</i>), Erosi gelombang laut (<i>abarasi / </i>erosi marin ), Erosi gletser (<i>glasial</i>)' <br />
<ul><li><b>Tahapan dalam Erosi Air</b><br />
</li>
</ul>Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut. <br />
<ol><li><b>Erosi percik, </b>yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi. </li>
<li><b>Erosi lembar, </b>yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. warna air yang mengalir berwarna coklat 2. warna air yang terkikis menjadi lebih pucat 3. kesuburan tanah berkurang </li>
<li><b>Erosi alur, </b>adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air </li>
<li>'<i>Erosi '</i><b>parit, </b>adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak. </li>
</ol><ul><li><b>Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi</b> </li>
</ul>Pengkikisan oleh air dapat mengakibatkan : <br />
<ol><li>tebing sungai semakin dalam </li>
<li>lembah semakin curam </li>
<li>pembentukan gua </li>
<li>memperbesar badan sungai </li>
</ol>Erosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara lain : <br />
<ol><li>Batu jamur </li>
<li>Ngarai </li>
</ol>Abrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk : <br />
<ol><li>Dinding pantai yang curam </li>
<li>relung ( lekukan pada dinding tebing) </li>
<li>gua pantai </li>
<li>batu layar </li>
</ol>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-38277351400991471502011-03-27T01:19:00.001-07:002011-03-27T01:19:44.548-07:00Tips Cara Membuat Blog<div class="narrowcolumn"> <div class="post section" id="main"><div class="widget Blog" id="Blog1"> <div class="blog-posts"> <div class="post uncustomized-post-template"> <a href="http://wahyokku.blogspot.com/2007/05/pembuatan-blog-baru.html">PEMBUATAN BLOG BARU</a><h3 class="post-title"> </h3><div class="post-body"> <style>
.fullpost{display:inline;}
</style> Karena banyak yg bertanya tentang apa itu blog, maka agar lebih praktis saya tuliskan saja di sini info dasar blog bagi pemula. <span class="fullpost">Tulisan ini berdasarkan cara pandang saya melihat teknologi blog yg sekarang lagi tumbuh pesat diminati tidak hanya kalangan awam, tapi juga mulai merambah ke kalangan intelektual dan akademisi serta selebritis Indonesia. Di luar negeri, blog sudah berkembang sejak lama. Kita saja yg memang suka ketinggalan.<br />
<br />
<br />
1. Apa itu blog?<br />
<br />
Blog adalah situs pribadi. Berbeda dg website yg setiap memposting harus susah payah memakai kode ekstensi .html .php, .asp, dll, blog merupakan otomatisasi dari semua ekstensi tsb. Sehingga karena sudah diotomatisasi, maka kita-kita semua yg lugu teknologi menjadi ostosmastis dapat memposting apa yg kita inginkan persis seperti kita memposting email ke teman atau ke milis.<br />
<br />
Dan karena kemudahan inilah, maka semua orang yg tahu internet dapat membuat blog atau situs pribadi; sama halnya dg memiliki email. Tak heran apabila pemilik blog bervariasi: mulai dari pembantu rumah tangga, ibu rumah tangga, tukang jualan sayur di pasar klewer, cewek-cewek "ramah" di pasar senggol, sampai profesor dan menteri-menteri.<br />
<br />
2. Bagaimana cara membuat blog?<br />
<br />
Seperti halnya email, buat account dulu di free blog provider (pemberi hosting/domain blog gratis). Yg paling populer adalah http://www.blogger.com. Bagi Anda yg sudah agak melek-huruf teknologi bisa juga buat account di http://www.wordpress.com dan http://blogsome.com. Selain yg dua ini masih banyak penyedia blog gratis yg bisa Anda ketahui kemudian. Ikuti pentunjuk step-by-step ketika mendaftar.<br />
<br />
3. Setelah selesai register/sign-up di http://blogger.com, anda dapat mulai memposting/mempublish apapun yg Anda inginkan di blog: mulai dari curhat, puisi, cerpen, tulisan serius sampai yg canda. <br />
<br />
<br />
<strong><span style="font-size: small;">CARA MEMBUAT BLOG DI BLOGGER</span></strong><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Membuat blog di blogger.com sangatlah mudah.<br />
Sekarang saya akan tunjukan cara untuk membuat sebuah account baru di blogger.com, yang 100% gratis. Saya merekomendasikan anda untuk membuat blog di blogger.com karena program ini sangat didukung penuh oleh <a href="http://www.google.co.id/">google</a>, sehingga apabila kita membuat blog disini maka google akan cepat mengindeks blog kita. Alhasil blog kita akan muncul dihalaman pencari google.</div><br />
<ul><li><span style="color: red; font-weight: bold;">LANGKAH KE-1 (GETTING STARTED)</span></li>
</ul><span style="color: red; font-weight: bold;"><br />
</span>Silahkan anda kunjungi website <a href="http://www2.blogger.com/">www2.blogger.com</a><br />
<br />
<ul><li><span style="color: red; font-weight: bold;">LANGKAH KE-2 (CREATE AN ACCOUNT)</span></li>
</ul><span style="color: red; font-weight: bold;"><br />
</span><div style="text-align: justify;">Setelah page terbuka, silahkan anda klik <span style="font-style: italic;">CREATE AN ACCOUNT</span> setelah anda klik, maka akan muncul form untuk mengisikan nama dan password. Silahkan isi dan anda harus selalu ingat <span style="font-style: italic;">username dan password</span> yang anda isikan.</div><div style="text-align: justify;">Jangan lupa untuk <span style="font-style: italic;">menceklist</span> <span style="font-weight: bold;">Term of service agreement</span>.<br />
Kemudian klik tombol panah "<span style="font-weight: bold;">Continue</span>" untuk melanjutkan ke langkah ke-3</div><br />
<ul><li><span style="color: red; font-weight: bold;">LANGKAH KE-3 (NAME YOUR BLOG)</span></li>
</ul><span style="color: red; font-weight: bold;"><br />
</span><div style="text-align: justify;">Bagian ini sangat penting, karena nama dari blog anda nantinya akan menjadi sebuah keyword.<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">TIPS: agar blog anda mudah terindex oleh search engine(mesin pencari), maka alangkah lebih bagusnya jika anda membuat sebuah kesamaan antara addres dan name dari blog anda!</span></span><br />
Sekarang klik tombol panah ORANGE"<span style="font-weight: bold;">Continue</span>" untuk melanjutkan ke langkah ke-4</div><br />
<ul><li><span style="color: red; font-weight: bold;">LANGKAH KE-4 (CHOOSE YOUR BLOG TEMLATE)</span></li>
</ul><span style="color: red; font-weight: bold;"><br />
</span><div style="text-align: justify;">Sekarang anda haya tinggal selangkah lagi untuk mempunyai webblog buatan sendiri!!!<br />
Disini anda ditujukan untuk memilih warna dan bentuk dari web anda. Silahkan pilih sesuai dengan topic dan selera anda.<br />
OK jika anda sudah selesai memilih template, sekarang kita akan lanjut ke langkah berikutnya.<br />
Sekarang klik tombol panah ORANGE"<span style="font-weight: bold;">Continue</span>" untuk melanjutkan ke langkah ke-5</div><br />
<ul><li><span style="color: red; font-weight: bold;">LANGKAH KE-5 (GENERATE YOUR BLOG)</span></li>
</ul><span style="color: red; font-weight: bold;"><br />
</span><div style="text-align: justify;">Sekarang blogger akan menciptakan blog anda. Setelah blog selesai dibuat, maka di browser anda akan ada tulisan "<span style="font-weight: bold;">Your Blog Has Beeb Created</span>" Klik start Posting untuk untuk membuat artikel/tulisan pertamamu.<br />
Sekarang Isikan Judul artikel kamu pada kolom tile, dan tulis isi dari artikelmu di bawahnya!</div><br />
<span style="color: #cc33cc; font-weight: bold;">SELAMAT!! sekarang anda sudah mempunyai blog sendiri dan sudah bisa dilihat dari penjuru dunia manapun :)</span></span><br />
</div><div class="post-footer"> <div class="post-footer-line post-footer-line-1"> <span class="post-author"> </span> <span class="post-timestamp"> </span> <span class="post-comment-link"> </span> <span class="post-backlinks post-comment-link"> </span> <span class="post-icons"> </span> </div><div class="post-footer-line post-footer-line-2"> <span class="post-labels"> </span></div></div></div></div></div></div></div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-64886102548609598172011-03-27T01:18:00.000-07:002011-03-27T01:18:26.646-07:00Tips Cara Membuat Blog<div class="narrowcolumn"> <div class="post section" id="main"><div class="widget Blog" id="Blog1"> <div class="blog-posts"> <div class="post uncustomized-post-template"> <a href="http://wahyokku.blogspot.com/2007/05/menambah-aksesoris-blog-6.html">2. menambah Aksesoris Blog (6)</a><h3 class="post-title"> </h3><div class="post-body"> <style>
.fullpost{display:inline;}
</style> Konon, blog itu berjenis kelamin perempuan. Dan, karena itu, perlu dihiasi dg aksesoris supaya selalu tampak cantik dan dapat menarik hati kaum blogger (yg ini berjenis laki-laki).<span class="fullpost"><br />
<br />
Berikut sejumlah "perhiasan" blog yg dapat dipasang di blog Anda yg berfungsi tidak hanya sebagai perhiasan tapi juga untuk menarik hati kaum blogger (baca, pengunjung) dan search engine. Sekali lagi perlu diingat, aksesoris ini hanya dapat dipasang pada blog yg templatenya dapat diedit seperti blogspot.com, blogdrive.com plus blog yg domain/hostingnya beli sendiri, tentunya.<br />
<br />
1. Bukutamu<br />
<br />
Bukutamu blog disebut juga dg shoutbox atau tagboard. Sama dg bukutamu website, tapi bentuknya lebih sederhana. Banyak situs penyedia bukutamu blog gratis yg bisa Anda cari di google dg kata kunci shoutbox atau tagboard. http://shoutmix.com termasuk penyedia bukutamu blog yg disukai yg servernya cukup stabil.<br />
<br />
Caranya:<br />
(a) Daftar di alamat di atas, ikuti semua perintahnya; (b) Setelah selesai, log-in dg id dan password yg sudah terdaftar; (c) Klik menu "Code Generator"; (d) Pilih Full-frame shoutbox; (e) Klik "Generate the Code"; (f) Copy kode HTML yg ada, dan masukkan ke template blog Anda di bagian Sidebar; (g) Klik SAVE SETTING & REPUBLISH. Selesai.<br />
<br />
Fungsi dari bukutamu blog ini seperti yg Anda tahu untuk membuat interaksi pemilik blog (blogger) dg pengunjung lebih aktif dan menunjukkan bahwa kita orangnya cukup accessible.<br />
<br />
2. Statistic dan Tracker<br />
<br />
Berfungsi untuk mengetahui berapa pengunjung yg datang setiap harinya, setiap minggu, dan bulan dan dari negara mana saja. Selain itu, ia memberi tahu kita lewat mana pengunjung itu datang: lewat pencarian di google atau via blog/situs lain yg memasang link blog kita. Statistic/tracker gratis yg paling terkenal ada dua Sitemeter dan Extreme Tracking. Klik link berikut untuk mendaftar: (a) http://www.sitemeter.com/?a=newaccount (b) http://www.extreme-dm.com/tracking/?reg Setelah daftar, login dan masukkan kode HTML-nya di blog Anda.<br />
<br />
3. Kamus Online<br />
<br />
Kalau blog Anda berbahasa Inggris, Anda bisa memasang Kamus Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia di blog Anda supaya pengunjung Indonesia yg lagi belajar bahasa Inggris bisa betah nongkrong. Kode HTML-nya bisa diambil di http://kamus.net<br />
<br />
4. Jadual Shalat<br />
<br />
Bagi blogger Muslim, www.islamicfinder.org menyediakan jadual shalat lima waktu yg bisa ditempel di blog. Anda bisa pilih berdasarkan kota dan negara. Silahkan ambil kodenya di link berikut: http://www.islamicfinder.org/index.php?inl_language= Lihat contohnya di sini<br />
<br />
6. Jam Dinding<br />
<br />
Tidak cukup dg jam tangan dan jam di HP atau Anda merasa dinding blog Anda perlu dipasang jam? Silahkan pilih di http://clicklink.com dan ambil kodenya. Lihat contohnya di sini.<br />
<br />
7. Peta Kampung Kita<br />
<br />
Bagi yg ingin melihat nama dan peta kampung kelahiran nempel di blog, silahkan daftar di http://feedmap.net<br />
<br />
Caranya,<br />
(a) masuk ke http://feedmap.net; (b) Klik "Explore Blog", akan muncul peta dunia; (c) Pilih negara Indonesia dg cara klik kanan secara terus menerus mouse komputer Anda dan geser/putar peta dunia tsb. ke kanan/kiri sampai ketemu peta Indonesia. (d) Setelah peta Indonesia ditemukan, perbesar fokus peta dg cara mengklik 2x secara berulang-ulang; (e) Pilih kawasan atau propinsi yg paling dekat dg kampung kelahiran Anda, dan perbesar fokus peta dg mengklik berkali-kali sampai tidak dapat diperbesar lagi; (f) Setelah nama kampung kelahiran atau kota terdekat dari kampung kita tampak, arahkan panah mouse ke kota tsb dan klik kanan mouse; (g) Akan tampil menu "Add Blog", klik menu ini; (h) Akan muncul kotak, isi alamat blog Anda. Contoh, http://kolom-mario.blogspot.com (jangan lupa pake awalan http://; (i) Klik submit; (j) Apabila berhasil, maka akan muncul tulisan: Thank You! Di bawahnya ada tiga kotak yg berisi kode html untuk BLOGMAP, NEIGHBLOGMAP BUTTON, dan LOCAL BLOGROLL. Copy ketiga kode HTML tsb. dan paste di sidebar blog Anda; (k) Selesai. Lihat contoh petanya di sini. (Mario Gagho http://kolom-mario.blogspot.com)</span></div></div></div></div></div></div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-38655218948760559452011-03-27T01:07:00.000-07:002011-03-27T02:33:47.647-07:00Sistem Koloid<table border="0" id="table1"><tbody>
<tr><td height="77" width="98%"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Rockwell;"> <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=5302493050309596754&postID=3865521894876055945" name="1.____Koloid_Sol">1. Koloid Sol</a></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify;"><b><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">A. Pembagian Koloid Sol</span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify;"></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: medium;"> <span lang="IN">S</span>eperti yang telah dijelaskan, s<span lang="IN">ol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat padat</span>. B<span lang="IN">erdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi menjadi:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-indent: -36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">a.</span><span style="font-family: Times New Roman; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></span><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;">1. </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Sol Padat</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Sol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-indent: -54pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">b.</span><span style="font-family: Times New Roman; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;"> </span></span><span style="font-size: medium;">Sol </span> </span><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;">2. Sol </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Cair (Sol)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Sol cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contohnya adalah cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat, dll. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-indent: -54pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">c.</span><span style="font-family: Times New Roman; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;"> </span></span><span style="font-size: medium;">Sol</span></span><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;">3. Sol</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Gas (Aerosol Padat)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: Rockwell;"> </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Sol gas merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah debu di udara, asap pembakaran, dll.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">B. Sifat-Sifat Koloid Sol</span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">1. Efek Tyndall</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: Rockwell;"> <img align="right" border="0" height="221" src="http://sistemkoloid.tripod.com/tyndall.bmp" width="201" /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Efek </span> <span style="font-family: Rockwell;">ty</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">nda</span><span style="font-family: Rockwell;">l</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">l ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: Rockwell;"> </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Efek </span> <span style="font-family: Rockwell;">t</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">yndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sina</span><span style="font-family: Rockwell;">r</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">. </span> <span style="font-family: Rockwell;">Pada saat</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> larutan sejati </span> <span style="font-family: Rockwell;"> (gambar kiri) </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada s</span><span style="font-family: Rockwell;">i</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">stem koloid </span> <span style="font-family: Rockwell;"> (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. </span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">2. Gerak Brown</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Jika kita amati system koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.</span><span style="font-family: Rockwell;"> Pergerakan tersebut dijelaskan pada penjelasan berikut: </span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"> <span style="font-family: Rockwell; font-size: medium;">Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk system koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"><img align="right" border="0" height="214" src="http://sistemkoloid.tripod.com/brownmovement.gif" width="201" /></span></span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell; font-size: medium;"> Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).</span></div><div align="justify" class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell; font-size: medium;"> Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat.<a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">3. Adsorpsi koloid</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> <img align="right" border="0" height="182" src="http://sistemkoloid.tripod.com/adsorpsi.gif" width="205" /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Apabila partikel-partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut. Fenomena ini disebut </span> <span style="font-family: Rockwell;">a</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">dsorpsi. Beda halnya dengan absorpsi. Absorpsi adalah fenomena menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya, melainkan di dalam sol padat tersebut. </span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, bai</span><span style="font-family: Rockwell;">k</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">4. Muatan Koloid Sol </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid pasti mempunyai muatan sejenis (positif atau negati</span><span style="font-family: Rockwell;">f</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">). Oleh karena muatannya sejenis, maka terdapat gaya tolak menolak antar partikel koloid. Hal ini mengakibatkan partikel-partikel tersebut tidak mau bergabung sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid. Namun demikian, system koloid secara keseluruhan bersifat netral karena partikel-partikel koloid yang bermuatan ini akan menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dalam medium pendispersinya. Berikut ini adalah penjelasannya:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">a. Sumber Muatan Koloid Sol</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Partikel-partikel koloid mendapat muatan listrik melalui dua cara, yaitu dengan proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikel.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;">i</span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">. Proses Adsorpsi</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: Rockwell;"> </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Proses adsorpsi ini merupakan peri</span><span style="font-family: Rockwell;">s</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">tiwa dimana partikel koloid menyerap partikel bermuatan dari fase pendispersinya. Sehingga partikel koloid menjadi bermuatan.</span><span style="font-family: Rockwell;"> Jenis muatannya tergantung pada jenis partikel bermuatan yang diserap apakah anion atau kation.</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> </span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: Rockwell;"> </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Sebagai contoh: partikel sol Fe(OH)<sub>3</sub> (bermuatan positif) mempunyai kemampuan untuk mengadsorpsi kation dari medium pendispersinya sehingga sol Fe(OH)<sub> 3</sub> bermuatan positif, sedangkan partikel sol As<sub>2</sub>S<sub>3</sub> (bermuatan negatif) mengadsorpsi anion dari medium pendispersinya sehingga bermuatan negatif.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;">Partikel koloid sol tersebut tidak selalu mengadsorpsi ion yang sama. Hal itu tergantung pada muatan yang berlebih dari medium pendispersinya. Misalnya, jika sol AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan kation Ag<sup>+</sup> berlebih, maka AgCl akan bermuatan positif. Sedangkan jika AgCl terdapat pada medium pendispersi dengan anion Cl<sup>-</sup> berlebih, maka sol AgCl akan bermuatan negatif. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;">ii</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">. Proses </span> <span style="font-family: Rockwell;">I</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">onisasi </span> <span style="font-family: Rockwell;">G</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">ugus </span> <span style="font-family: Rockwell;">P</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">ermukaan </span> <span style="font-family: Rockwell;">P</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">artikel</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Beberapa partikel koloid memperoleh muatan dari proses ionisasi gugus yang ada pada permukaan partikel koloid. Contohnya adalah koloid protein dan koloid sabun/ deterjen.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">a. Pada koloid protein:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: Rockwell;"> </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Koloid ini adalah jenis sol yang mempunyai gugus yang bersifat asam (-COOH) dan basa (-NH<sub>2</sub>). Kedua gugus ini dapat terionisasi dan memberikan muatan pada molekul-molekul protein. </span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Pada pH rendah (konsentrasi H<sup>+</sup> tinggi), gugus basa –NH<sub>2</sub> akan menerima proton (H<sup>+</sup>) dan membentuk gugus –NH<sub>3</sub>+</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">NH<sub>2</sub> + H<sup>+</sup> </span></span><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Wingdings;">à</span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> -NH<sub>3</sub></span><sup><span style="font-size: medium;">+</span></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Pada pH tinggi, -COOH akan mendonorkan proton H<sup>+</sup> dan membentuk gugus –COO<sup>-</sup> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">COOH<sup> </sup>+ H<sup>+</sup> </span></span><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Wingdings;">à</span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> –COO</span><sup><span style="font-size: medium;">-</span></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Maka, partikel sol protein bermuatan positif pada pH rendah dan bermuatan negatif pada pH tingi. Pada titik pH isoelektrik, partikel-partikel protein bermuatan netral karena muatan -NH<sub>3</sub><sup>+ </sup> –COO<sup>- </sup>saling meniadakan menjadi netral.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">b.</span><span style="font-family: Times New Roman; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;"> </span></span><span style="font-size: medium;">Pada koloid sabun / deterjen</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: Rockwell;"> </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Molekul sabun dan deterjen lebih kecil daripada molekul koloid. Pada konsentrasi relatif pekat, kedua molekul ini dapat bergabung dan membentuk partikel-partikel berukuran koloid yang disebut misel. Lalu zat-zat yang tergabung dalam suatu fase pendispersi dan membentuk partikel-partikel berukuran koloid disebut koloid terasosiasi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Sabun adalah garam karboksilat dengan partikel R-COO<sup>-</sup>Na<sup>+</sup>. Di dalam air partikel ini akan terionisasi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">R-COO<sup>-</sup>Na<sup>+</sup> </span></span><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Wingdings;">à</span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> R-COO<sup>-</sup> + Na</span><sup><span style="font-size: medium;">+</span></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><sup><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></sup><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Anion</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Anion-anion R-COO<sup>-</sup> akan bergabung membentuk misel. Gugus R- tidak larut dalam air sehingga akan terorientasi ke pusat, sedangkan COO<sup>-</sup> <sup> </sup>larut dalam air sehingga berada di permukaan yang bersentuhan dengan air. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><sup><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></sup></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;">b</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">. Kestabilan Koloid</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> </span> <span style="font-family: Rockwell;"> </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Partikel-partikel koloid ialah bermuatan sejenis. Maka terjadi gaya tolak-menolak yang mencegah partikel-partikel koloid bergabung dan mengendap akibat gaya gravitasi. Oleh karena itu, </span> <span style="font-family: Rockwell;">selain gerak Brown, </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">muatan koloid</span><span style="font-family: Rockwell;"> juga </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">berperan besar dalam menjaga kestabilan koloid</span><span style="font-family: Rockwell;">.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">c. Lapisan Bermuatan Ganda</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> <img align="left" border="0" src="http://sistemkoloid.tripod.com/lapisganda.jpg" /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> <span style="font-size: medium;">Pada awalnya, partikel-partikel koloid mempunyai muatan yang sejenis yang didapatkannya dari ion yang diadsorpsi dari medium pendispersinya. Apabila dalam larutan ditambahkan larutan yang berbeda muatan dengan system koloid, maka sistem koloid itu akan menarik muatan yang berbeda tersebut sehingga membentuk lapisan ganda. Lapisan pertama ialah lapisan padat di mana muatan partikel koloid menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dari medium pendispersi. Sedangkan lapisan kedua berupa lapisan difusi dimana muatan dari medium pendispersi terdifusi ke partikel koloid. Model lapisan berganda tersebut tijelaskan pada lapisan ganda Stern. Adanya lapisan ini menyebabkan secara keseluruhan bersifat netral.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">d. Elektroforesis<img align="right" border="0" height="196" src="http://sistemkoloid.tripod.com/elektroforesis.jpg" width="181" /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Oleh karena partikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam medan listrik. Pergerakan ini disebut elektroforesis.</span><span style="font-family: Rockwell;"> Untuk lebih jelas, mari kita lihat tabung berikut di samping.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> Pada gambar, t</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">erlihat bahwa partikel-partikel koloid bermuatan positif tersebut bergerak menuju elektrode dengan muatan berlawanan, yaitu elektrode negati</span><span style="font-family: Rockwell;">f</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">. Jika sistem koloid bermuatan negatif, maka partikel itu akan menuju elektrode positif.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">e. Koagulasi</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> <img align="right" border="0" height="161" src="http://sistemkoloid.tripod.com/koagulasi.jpg" width="148" /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> <span style="font-size: medium;">Jika partikel-partikel koloid tersebut bersifat netral, maka akan terjadi penggumpalan dan pengendapan karena pengaruh gravitasi. Proses penggumpalan dan pengendapan ini disebut koagulasi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Penetralan partikel koloid dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">1. Menggunakan prinsip elektroforesis</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan berlawanan. Ketika partikel ini mencapai elektrode, maka system koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">2. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawanan</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Ketika koloid bermuatan positif dicampur dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilang dan bersifat netral.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">3. Penambahan </span><span style="font-family: Rockwell;">e</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">lektrolit</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Jika suatu elektrolit ditambahkan pada system koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negat</span><span style="font-family: Rockwell;">if</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> akan mengasorpsi ion positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengasorpsi ion negative (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi proses koagulasi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">4. Pendidihan</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">f. Koloid </span><span style="font-family: Rockwell;">p</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">elindung</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaiut koloid liofil. </span> <span style="font-family: Rockwell;">Berikut ini penjelasan yang lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: medium;">-</span><span style="font-family: Times New Roman; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;"> </span></span><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span></span><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun, deterjen.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: medium;">-</span><span style="font-family: Times New Roman; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;"> </span></span><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span></span><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium pendispersinya. Contoh, disperse </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span></span><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">emas, belerang dalam air.</span></span></div><div class="MsoNormal"></div><div align="center"><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" id="table2" style="border-collapse: collapse; border: medium none;"><tbody>
<tr> <td align="center" style="border: 1pt solid windowtext; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"> <span style="font-size: medium;">Sifat-Sifat</span></span></div></td> <td align="center" style="border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"> <span style="font-size: medium;">Sol Liofil</span></span></div></td> <td align="center" style="border-color: windowtext windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"> <span style="font-size: medium;">Sol Liofob</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div align="left" class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Pembuatan</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium terdispersinya</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium pendisperinya</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Muatan partikel</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Memiliki muatan positif atau negative</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Adsorpsi medium pendispersi</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"> <span style="font-size: medium;">Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"> <span style="font-size: medium;">Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Viskositas (kekentalan)</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Penggumpalan</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan.</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Sifat reversibel </span> </span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium pendispersinya.</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Efek Tyndall</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Memberikan efek Tyndall yang lemah</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Memberikan efek Tyndall yang jelas</span></span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Migrasi dalam medan listrik</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali</span></span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color windowtext windowtext -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0cm 5.4pt; width: 147.6pt;" valign="top" width="197"><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel</span></span></div></td> </tr>
</tbody></table></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">C. Pembuatan Koloid Sol</span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Ada dua dasar metode pembuatan koloid sol, yaitu metode kondensasi dan metode dispers</span><span style="font-family: Rockwell;">i</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">1. Metode Kondensasi</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Metode di mana partikel-partikel kecil larutan sejati bergabung membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Proses ini melibatkan penggabungan partikel-partikel larutan (atom, ion). Hal ini dilakukan melalui beberapa reaksi kimia, yaitu dekomposisi rangkap, hidrolisis, redoks, dan penggantian pelarut.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">a. Metode kondensasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -108pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> <span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>i.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -108pt;"><span style="font-size: 7pt;">D</span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">Reaksi dekompi. Reaksi dekomposisi rangkap</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 14pt;">- </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 7pt;">-</span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> - Sol As<sub>2</sub>S<sub>3 </sub>dibuat dengan mengalirkan gas H<sub>2</sub>S perlahan melalui larutan As<sub>2</sub>O<sub>3</sub> dingin sampai terbentuk sol As<sub>2</sub>S<sub>3 </sub>yang berwarna kuning terang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">As<sub>2</sub>O<sub>3 </sub> + 3 H<sub>2</sub>S </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 14pt;">à</span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> As<sub>2</sub>S<sub>3 </sub>(koloid) + 3H<sub>2</sub>O</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 14pt;">- </span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 dan larutan HCl encer.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">AgNO<sub>3 </sub> + HCl </span> <span style="font-family: Wingdings; font-size: 14pt;">à</span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> AgCl (koloid) + HNO<sub>3 </sub> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -108pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> <span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>ii.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">ii. Reaksi Hidrolisis</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 14pt;">- </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 7pt;">- </span><span style="font-family: Rockwell; font-size: medium;"> - </span> <span style="font-size: 7pt;"> </span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">Sol Al(OH)<sub>3 </sub>dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">AlCl<sub>3 </sub>+ <sub> </sub>3H<sub>2</sub>O </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 14pt;">à</span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> Al(OH)<sub>3 </sub>(koloid) + 3HCl</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 14pt;">- </span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">- Sol Fe(OH)<sub>3 </sub>dapat diperoleh dari rekasi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">FeCl<sub>3 </sub>+ 3H<sub>2</sub>O </span> <span style="font-family: Wingdings; font-size: 14pt;">à</span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> Fe(OH)<sub>3 </sub>(koloid) + 3HCl</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -108pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> <span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>iii.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">iii. Reaksi redoks</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -108pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 14pt;">- </span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> Sol Au daoat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya menggunakan pereduksi organik formaldehida HCHO</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">2AuCl<sub>3 </sub> + 3HCHO + 3H<sub>2</sub>O </span><span style="font-family: Wingdings; font-size: 14pt;">à</span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> 2Au (koloid) + 6HCl + 3HCOOH</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0pt; text-indent: -108pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> <span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>iv.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">iv. Penggantian pelarut</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> </span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">Belerang sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam alcohol seperti etanol. Jadi, untuk membuat sol belerang dengan medium pendispersi air, belerang dilarutkan terlebih dahulu dalam etanol sampai jenuh. Stelah iut, larutan belerang dalam etanol ini ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Belerang akan menggumpal menjadi partikel koloid akibat penurunan kelarutan belerang dalam air.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">2. Metode Dispersi</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Metode di mana partikel-partikel besar dipecah menjadi partikel-partikel berukuran koloid yang kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya</span><span style="font-family: Rockwell;">. Caranya dapat berupa cara mekanik maupun peptisasi</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -108pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> <span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>i.</span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">Car i. Mekanik</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> </span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">Pengertian dengan cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan penggilingan untuk membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan disebut penggilingan koloid.</span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> Alat penggilingan koloid terdiri dari 2 pelat baja dengan arah rotasi berlawanan. Partikel kasar akan dimasukkan ke ruang antara kedua pelat tersebut dan selanjutnya digiling. Partikel berukuran koloid yang terbuntuk kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk membuat system koloid. Contoh koloid yang dibuat dalam proses ini ialah koloid grafit untuk pelumas, tinta cetak, cat, dan sol belerang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -108pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> <span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span>ii.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">ii</span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">. Cara peptisasi </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -108pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"> <sub> <img align="right" border="0" height="189" src="http://sistemkoloid.tripod.com/peptisasi.jpg" width="180" /></sub></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span></span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"> Cara peptisasi adalah proses dispersinya endapan menjadi system koloid dengan penambahan zat pemecah. Zat pemecah yang dimaksud adalah elektrolit, terutama yang mengandung ion sejenis, atau pelarut tertentu. Sebagai contoh: Jika pada endapan Fe(OH)<sub>3 </sub>ditambahkan elektrolit FeCl<sub>3</sub> (mempunyai ion Fe<sup>3+ </sup>yang sejenis) maka Fe(OH)<sub>3 </sub> maka Fe(OH)<sub>3 </sub> akan mengadsorpsi ion-ion Fe<sup>3+ </sup>tersebut. Sehingga, endapan menjadi bermuatan positif dan memisahkan diri untuk membentuk partikel-partikel koloid.<sup> </sup> <sub> </sub></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> Beberapa contoh lain :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 14pt;">- </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> - Sol NiS dibuat dengan penambahan H<sub>2</sub>S kedalam endapan NiS</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 14pt;">- </span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">- Sol AgCl dibuat dengan penambahan HCl ke dalam endapan AgCl</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 14pt;">- </span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">- Sol Al(OH)<sub>3 </sub>dibuat dengan penambahan AlCl<sub>3</sub> ke dalam endapan Al(OH)<sub>3</sub></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;">iii. Cara busur Bredig</span><img align="right" border="0" height="202" src="http://sistemkoloid.tripod.com/busurbredig.jpg" width="184" /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> </span> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> </span><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol logam seperti Ag, Au, dan Pt. Alat yang digunakan dapat disimak pada gambar berikut. </span></div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: 14pt;"> Logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel koloid digunakan sebagai elektrode. Dua elektrode logam dicelupkan ke dalam medium pendispersi (air dingin) sedemikian sehingga kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian kedua elektrode diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap. Uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin. Hasil kondensasi ini berupa partikel-partikel koloid.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; margin-left: 0pt;"></div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">D. Pemurnian Koloid Sol</span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Partikel dari zat pelarut bisa mengganggu kestabilan koloid sehingga harus dimurnikan. Ada 3 metode yang dapat digunakan, yaitu dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">1. Dialisis <img align="right" border="0" height="176" src="http://sistemkoloid.tripod.com/dialisis.jpg" width="163" /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Pergerakan ion-ion dan molekul kecil melalui selaput semipermeabel (yang tidak dapat dilalui partikel koloid) disebut diasis. Percobaannya dengan menaruh sistem koloid pada selaput semipermeabel, lalu menaruhnya di air. Zat yang terlarut di dalam air kemudian akan keluar dari selaput itu, sedangkan system koloid tidak. Lalu air dialirkan sehingga mengambil zat-zat yang terlarut.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">2. Elektrodialisis<img align="right" border="0" height="175" src="http://sistemkoloid.tripod.com/elektrodialisi.jpg" width="159" /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Elektrodialisis merupakan proses dialisis di bawah pengaruh medan listrik. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: Rockwell;"> </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Listrik tegangan tinggi dialirkan melalui 2 layar logam yang menyokong selaput semipermeabel. Kemudian, partikel-partikel zat terlarut dalam system koloid berupa ion-ion akan bergerak menuju electrode dengan muatan berlawanan. Adanya pengaruh medan listrik pempercepat proses pemurnian.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">3. Penyaring Ultra<img align="right" border="0" height="168" src="http://sistemkoloid.tripod.com/penyaringultra.jpg" width="157" /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Apabila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori akan berkurang. Kertas saring ini telah dimodifikasi menjadi penyaring ultra. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> </tr>
<tr> <td height="77" width="98%"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Rockwell; font-weight: 700;"><span style="font-size: large;"> <a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=5302493050309596754&postID=3865521894876055945" name="2._______Koloid_Emulsi">2. Koloid Emulsi</a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt;"><br />
</div><div align="justify" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt;"><span style="font-family: Rockwell; font-size: medium;"> Seperti yang telah dijelaskan, e<span lang="IN">mulsi merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat cair. Kemudian, berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> 1. Emulsi Gas (Aerosol Cair)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> Emulsi gas merupakan emulsi </span> <span style="font-family: Rockwell;">di </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti hairspray dan baygon, dapat membentuk system koloid dengan bantuan bahan pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol liofob yaitu efek Tyndall, gerak Brown.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0pt; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> 2. Emulsi Cair</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> </span><span style="font-family: Rockwell;">Emulsi cair merupakan emulsi di </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">d</span><span style="font-family: Rockwell;">alam medium pendispersi cair. </span> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Emulsi cair melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya sala</span><span style="font-family: Rockwell;">h</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak. </span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Sifat emulsi cair yang penting ialah: </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;">1. </span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> <span style="font-size: medium;">Demulsifikasi</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;"> </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi. </span></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: Rockwell;">2. </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Pengenceran</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">3. Emulsi Padat atau Gel</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Gel merupakan emulsi </span><span style="font-family: Rockwell;">di</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">dalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat dianggap terbentuk akibat penggumpalan sebagian sol cair. Pada penggumpalan ini, partikel-partikel sol akan bergabung membentuk suatu rantai panjang. Rantai ini kemudian akan saling bertaut sehingga terbentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubung-lubang struktur tersebut. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> </span><span style="font-family: Rockwell;"> Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi:</span></span></div><div style="line-height: 150%;"><span style="font-size: medium;"> <span style="font-family: Rockwell;">1. </span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">Gel elasti</span><span style="font-family: Rockwell;">s</span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"><img align="right" border="0" height="174" src="http://sistemkoloid.tripod.com/koloidgel.jpg" width="160" /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Gel yang b</span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">ersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span style="font-family: Rockwell;">2. </span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> <span style="font-size: medium;">Gel non-elastis</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Gel yang b</span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">ersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah gel silika.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div></td> </tr>
<tr> <td height="77" width="98%"><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=5302493050309596754&postID=3865521894876055945" name="3._ Koloid_Buih_"><span style="font-size: large;"><b> <span style="font-family: Rockwell;">3</span></b></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: large;"><b>. Koloid Buih</b></span></span></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b> <span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Buih merupakan koloid dimana fase terdispersinya merupakan gas. Kemudian, berdasarkan medium pendispersinya, buih dapat dibagi menjadi:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">1. Buih Cair (Buih)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> <img align="right" border="0" height="170" src="http://www.geocities.com/sistemkoloid/buihjelas.jpg" width="323" /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat cair. Biasanya fase terdispersi gas berupa udara atau CO<sub>2. </sub>Kestabilan buih diperoleh karena adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorpsi ke daerah antar fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh kestabilan. Contohnya adalah buih yang dihasilkan alat pemadam kebakaran dan kocokan putih telur.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Sifat-sifat buih cair ialah:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify; text-indent: 0cm;"><span lang="IN" style="font-family: Wingdings;"><span style="font-size: medium;">§</span><span style="font-family: Times New Roman; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Struktur buih cair berubah dengan waktu karena drainase (pemisahan medium pendispersi) akibat kerapatan fas dan zat cair yang jauh berbeda, rusaknya film antara dua gelembung gas, dan ukuran gelembung gas menjadi lebih besar akibat difusi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span lang="IN" style="font-family: Wingdings;"><span style="font-size: medium;">§</span><span style="font-family: Times New Roman; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal;"><span style="font-size: medium;"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;">2. Buih Padat</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: medium;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"> </span><span style="font-family: Rockwell;">Buih padat a</span><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;">dalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat padat. Kestabilan buih padat diperoleh dari zat pembuih (surfaktan). Beberapa buih padat yang kita kenal adalah roti, styrofoam, batu apung,dll.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: Rockwell;"><span style="font-size: medium;"> Sebagai catatan, tidak terdapat buih gas, dimana medium pendispersi dan fase terdispersi sama-sama berupa gas. Hal itu karena campuran dari keduanya tergolong sebagai larutan. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"></div><div style="line-height: 150%;"><br />
</div></td></tr>
</tbody></table>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-6447107120156944072011-03-27T00:57:00.001-07:002011-03-27T00:57:25.790-07:00Tata Cara penulisan Makalah<span class="fullpost">TATA CARA PENULISAN MAKALAH / TUGAS AKHIR SEMESTER<br />
<br />
FORMAT <br />
Jumlah kata (word count) : 4.000 – 5.000 ; atau 10 – 12 halaman<br />
Ukuran kertas A4<br />
Tidak perlu dijilid dan tidak perlu diberi mika. Cukup dijepret di sebelah kiri.<br />
Sampul mencantumkan: judul Tugas Akhir Semester Akuntansi Sektor Publik, Nama dan NIM (jika kelompok, urutan NIM dicantumkan ascending).<br />
Pilihan font: Times New Roman (12), Palatino Linotype (11), Arial (11)<br />
Mencantumkan nomor halaman di bagian bawah , center<br />
Margin kanan, kiri, atas dan bawah menggunakan ukuran default atau standar<br />
Spasi: 1,5, plihan alignment: kiri, atau justified<br />
Paragraf menjorok ke dalam, dengan jarak spasi 1,5 dengan paragraf sebelumnya<br />
Surat pernyataan bahwa makalah yang dibuat adalah bukan plagiat dan hasil karya sendiri (ditandatangani dan diberi nama lengkap dan NIM)<br />
<br />
SISTEMATIKA PENULISAN<br />
Sistematika penulisan makalah adalah sebagai berikut:<br />
<br />
Pendahuluan<br />
Pada bagian ini dikemukakan latar belakang (mengapa topik tersebut perlu ditulis), rumusan masalah, tujuan dan manfaat tulisan Anda bagi pembaca.<br />
<br />
Pembahasan / Analisis<br />
Bahasan dan analisis adalah murni bahasa dari Anda.<br />
Segala bentuk sumber / referensi wajib dicantumkan di 2 (dua) bagian makalah, yaitu: bagian yang dikutip di bab Pembahasan, dan bab Daftar Referensi<br />
<br />
Simpulan dan Saran<br />
Bagian ini mencakup simpulan, serta saran, dan mengungkapkan secara jelas kepada siapa saran tersebut ditujukan<br />
<br />
Daftar Referensi<br />
Bagian ini memuat sumber referensi untuk penulisan makalah, baik dari buku, majalah, artikel ilmiah, dan website. <br />
Tata cara penulisan daftar referensi:<br />
Dari Buku oleh Satu Pengarang<br />
Bambang Riyanto.1984. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Kedua. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada.<br />
<br />
b. Dari Buku oleh Dua Pengarang<br />
Cohen, Morris R, dan Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New York: Harcourt, Brace & Co.<br />
<br />
c. Dari Buku oleh Tiga Pengarang atau Lebih<br />
Sukanto, R., et al. 1980. Business Forecasting, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.<br />
d. Dari Buku oleh Pengarang yang Sama<br />
Van Horne, James C. 1986. Financial Management and Policy, Ninth Edition, New Jersey: Prentice-Hall International Editions. <br />
<br />
_______, 1990. Fundamentals of Financial Management, Sixth Edition, New Jersey: Prentice-Hall Inc. <br />
<br />
e. Dari Buku tanpa pengarang<br />
Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs: Prentice-Hall.<br />
<br />
Undang-Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Penerbit Handayani, 1992.<br />
<br />
f. Buku oleh Lembaga, Pemerintah dan Organisasi Lain<br />
R.I., Majelis Musyawarah Rakyat Sementara. 1966. Hasil-hasil Sidang Umum ke IV Tahun 1966, Jakarta: Departemen Penerangan R.I.<br />
<br />
g. Surat Kabar<br />
Artikel tanpa nama penulis<br />
Kompas (Jakarta), 28 Pebruari 1995<br />
<br />
Artikel dengan judul dan nama penulis<br />
Allen, Maury. “A Grwowing Union,” New York Post. March 20, 1998. P. 4.<br />
<br />
Artikel dengan judul tetapi tanpa penulis<br />
“Terpuruknya Dunia Bisnis Perbankan”, Jawa Pos, 30 September 1998. hal. 3.<br />
<br />
<br />
h. Jurnal, Buletin, Majalah dan Penerbitan Berkala<br />
Irlan Soejono dan A.T. Birowo. 1976. “Distribusi Pendapatan di Pedesaan Padi Sawah di Jawa Tengah”, Prisma, 1, hal. 26-32<br />
<br />
Snitzler, James R. 1958. “How Wholesalers Can Cut Delivery Costs”, Journal of Marketing, 23: pp. 21-28<br />
<br />
<br />
i. Hasil Penelitian<br />
Faisal Kasryno et al. 1981. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya terhadap Distribusi Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja: Studi kasus di Empat Desa di Jawa Barat, Bogor: Studi Dinamika Pedesaan.<br />
<br />
j. Kertas Kerja Diskusi Panel, Seminar dan Lokakarya<br />
M. Damiri. 1993. “Perbankan di Indonesia, Suatu Tinjauan Era Deregulasi”, Makalah disampaikan pada Ceramah Deregulasi Perbankan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya, Surabaya.<br />
<br />
Tim Dosen STIE Perbanas Surabaya. 1994. “Upaya Pemerataan Pembangunan Melalui Sektor Moneter”, Makalah Pelengkap Seminar Perbankan, Surabaya.<br />
<br />
k. Bahan Tidak Diterbitkan (Mimeographed)<br />
“Perkembangan Sektor Pertanian 1971/1972”. 1972. Jakarta: Departemen Pertanian. (Mimeographed)<br />
<br />
l. Skripsi, Tesis dan Disertasi<br />
Ida Triwahyuni. 1994. “Pentingnya Analisis Umur Piutang dalam Hubungannya dengan Pengendalian Outstanding Freight di Divisi Feeder PT. Samudera Indonesia Surabaya”, Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya.<br />
<br />
m. Artikel dalam Ensiklopedia<br />
Banta, Richard E., “New Harmony”, Encyclopedia Britanica (1968 ed.), Vol, 16, p. 305<br />
<br />
n. Wawancara<br />
Burrows, Dr. Lewis. Personal Interview on Puerto Rican Workers in a New York City Hospital, Mt. Sinai Hospital, New York, N.Y., 3 Juni 1998.<br />
<br />
Terjemahan dari Pengarang Lain<br />
Klinchin, A.I. 1957. Mathematical Foundations of Information Theory, diterjemahkan oleh Silverman, R.A. dan Friedman, M.D. New York: Dover.<br />
<br />
Internet<br />
<br />
Rujukan dari Internet berupa Karya Individual<br />
Donald, P., Harby, L. & Gary , W. 1998. A Study on Agricultural Area Online Journals, 193-1997: The Poverty among the Rich, (Online), (http://journal.ccs.soton. ac.uk/ study.html, diakses 12 Juni 1998).<br />
<br />
Rujukan dari Internet berupa Artikel dari Jurnal<br />
Hartono. 1999. Peningkatan Kenerrja Buruh Perusahaan melalui Reward System. Jurnal Manajemen , (Online), Jilid 7, No. 3, (http://www.malang.ac.id, diakses 10 Mei 2000).<br />
<br />
<br />
Segala kutipan atau salinan harus disebutkan nama penulisnya atau sumbernya.<br />
<br />
Poin penilaian makalah adalah pada :<br />
orisinalitas ide<br />
kejujuran dan sportifitas penulisan (tidak banyak kutipan, dan mencantumkan referensi)<br />
sistematika penulisan (kejelasan alur berpikir) antara judul, permasalahan, tujuan, pembahasan, simpulan dan saran. <br />
kejelasan pengungkapan permasalahan<br />
ketajaman analisis<br />
kemanfaatan penulisan<br />
<br />
<br />
</span>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-18013854674551666942011-03-27T00:50:00.000-07:002011-03-27T00:50:57.869-07:00Laju Reaksi<div class="post-body entry-content">Faktor yang mempengaruhi laju reaksi<br />
<br />
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:<br />
[sunting] Luas permukaan sentuh<br />
<br />
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi ; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.<br />
[sunting] Suhu<br />
<br />
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.<br />
[sunting] Katalis<br />
<br />
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.<br />
<br />
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.<br />
<br />
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:<br />
<br />
<br />
A + C → AC (1) <br />
B + AC → AB + C (2) <br />
<br />
<br />
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :<br />
<br />
<br />
A + B + C → AB + C <br />
<br />
<br />
Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium.<br />
[sunting] Molaritas<br />
<br />
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah:<br />
<br />
V = k [A]m [B]n<br />
<br />
dengan:<br />
<br />
* V = Laju reaksi<br />
* k = Konstanta kecepatan reaksi<br />
* m = Orde reaksi zat A<br />
* n = Orde reaksi zat B<br />
<br />
[sunting] Konsentrasi<br />
<br />
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia denngan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. </div><div class="date-outer"><div class="date-posts"><div class="post-outer"><div class="post hentry uncustomized-post-template"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5302493050309596754" name="6431891454397609756"></a> <br />
<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://datakimia.blogspot.com/2009/12/titrasi-asam-basa.html">TITRASI ASAM BASA</a> </h3><div class="post-header"></div><div class="post-body entry-content">Titrasi Asam Basa<br />
Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)<br />
Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.<br />
<br />
Prinsip Titrasi Asam basa<br />
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.<br />
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.<br />
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.<br />
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen<br />
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.<br />
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.<br />
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.<br />
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.<br />
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.<br />
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.<br />
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.<br />
Rumus Umum Titrasi<br />
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:<br />
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa<br />
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:<br />
NxV asam = NxV basa<br />
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:<br />
nxMxV asam = nxVxM basa<br />
keterangan :<br />
N = Normalitas<br />
V = Volume<br />
M = Molaritas<br />
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa) </div></div></div><script type="text/javascript">
if (window['tickAboveFold']) {window['tickAboveFold'](document.getElementById("latency-6431891454397609756")); }
</script> <br />
<div class="post-outer"><div class="post hentry uncustomized-post-template"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5302493050309596754" name="6305493982069637158"></a> <br />
<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://datakimia.blogspot.com/2009/12/pelarutan-dan-pengenceran.html">Pelarutan dan Pengenceran</a> </h3><div class="post-header"></div><div class="post-body entry-content">Setiap zat padat, cair ataupun gas memiliki kemampuan melarut berbeda di dalam suatu pelarut. Perbedaan wujud ini memberi indikasi bahwa pelarutan harus menggunakan cara-cara tertentu. Rencana dan prosedurnyapun berkembang sesuai dengan sifat melarut dan sifat percobaan/analisis yang diterapkan dan sifat zat yang terlibat.<br />
<br />
. Sifat analisis atau eksperimen yang diterapkan menuntut kesediaan pereaksi tertentu agar analisis tersebut memberikan hasil yang tepat dan teliti. Berarti jenis peralatan dan spesifikasi zat yang dipilihpun harus memenuhi persyaratan agar diperoleh hasil sediaan yang mendukung tujuan analisis.<br />
<br />
<br />
. Dengan demikian, pembuatan sediaan pereaksi berupa larutan akan menuntut cara atau teknik pembuatan dengan prosedur tersendiri bergantung pada sifat pembentukan larutan itu. Sebagai contoh adalah pembuatan larutan antara NaCl 1M dan NaCl 0,1000M, atau antara HCl 1M dan HCl 0,1000M. Yang pertama, melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pengenceran. Proses pembuatan larutan dari suatu zat padat disebut pelarutan dan proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran.<br />
<br />
1. Teknik Pelarutan<br />
<br />
. Pelarutan zat padat untuk menghasilkan larutannya sering dilakukan dalam kesehrian. Caranya, ” sejumlah zat padat dituangi sevolum pelarut” atau “sevolum pelarut dimasukkan sejumlah zat padat”; biasanya diikuti dengan pengadukan. Pembuatan larutan dari zat padat sebagai pereaksi itu untuk tujuan analisa kuantitatif atau untuk tujuan tertentu lainnya.<br />
<br />
. Pembuatannya harus melakukan perencanaan (termasuk perhitungan) sesuai dengan kebutuhan atau sifat analisis yang diterapkan (kualitatif atau kuantitatif). Bayangkan bila terjadi kesalahan, akibatnya adalah pemborosan zat kimia yang mahal, tenaga dan waktu hilang, data pengamatan yang tidak jelas, serta hasil analisis yang tidak tepat(salah).<br />
<br />
Beberapa hal dan langkah tentang pembuatan larutan dari padatan dan teknik pelarutannya yang harus diperhatikan adalah:<br />
<br />
a. Sifat analisis: tetapkan apakah akan melakukan analisis kuantitatif atau kualitatif(sesuaikan dengan tujuan analisis)<br />
<br />
b. Kuantitas larutan(volum, konsentrasi): tetapkan sesuai dengan kebutuhan<br />
<br />
c. kuantitas zat padat(rumus, kelarutan, massa): tetapkan rumus zat padat(kristal), daya larut dan massa padatan yang akan dilarutkan(dihitung)<br />
<br />
d. sifat zat padat: tetapkan apakah stabil, higroskopis, atau dapat bereaksi dengan air.<br />
<br />
e. alat ukur massa(neraca): jika kualitatif gunakan neraca T atau Sa dan jika kuantitatif gunakan neraca T dan neraca A.<br />
<br />
f. alat ukur volum: jika kualitatif gunakan gelas ukur dan jika kuantitatif gunakan labu takar.<br />
<br />
g. pelarutan, meliputi:<br />
<br />
- peralatan pendukung: siapkan gelas kimia, batang pengaduk, botol timbang, corong, pipet tetes, botol semprot, botol kemasan pereaksi.<br />
<br />
. - pelaksanaan: jika kualitatif pindahkan padatan kedalam gelas kimia dan larutkan dengan akuades secukupnya, lalu pindahkan kedalam gelas ukur dan tuang akuades sampai tanda batas. sedangkan jika kualitatif pindahkan dulu seluruh padatan kedalam gelas kimia dan larutkan dengan akuades secukupnya, lalu pindahkan seluruhnya secara kuantitatif kedalam labu takar lewat corong; tambahkan akuades sedemikian; keringkan bagian atas skala; lalu secara tetes per tetes sampai tanda batas volum; tutup labunya dan homogenkan.<br />
<br />
-pengemasan: bilasi botol pereaksi hingga bersih/kering dengan sedikit larutan diatas, dan pindahkan seluruh larutan ke botol, tutup dan beri label dengan jelas.<br />
<br />
2. Teknik Pengenceran<br />
<br />
. Pada umumnya asam-asam anorganik berupa cairan pekat ada yang berasap atau bersifat korosif. Zat cair organik umumnya bersifat mudah menguap dan mudah terbakar. Asam-asam anorganik dan beberapa cairan organik sering harus disiapkan sebagai sediaan berupa larutannya yang lebih encer dalam suatu pelarut.<br />
<br />
. Teknik pengenceran cairan pekat asam anorganik dan cairan pekat organik pada dasarnya tidak begitu berbeda. Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran volum dan teknik pelarutan(teknik pencampuran). Tentang kedua teknik ini, beberapa hal harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini:<br />
<br />
a. Teknik pengenceran dari cairan pekat<br />
pra pengenceran:<br />
- hitung volume cairan pekat dan volume akuades yang akan diukur<br />
- ukur volume akuades tersebut dan siapkan didalam gelas kimia<br />
<br />
teknik pengukuran volume cairan pekat<br />
- mengingat sifat zat cair pekat, maka pengukuran vlumenya harus dilakukan diruang asam dan pembacaan skala volumenya harus sesegera mungkin<br />
- sebaiknya menggunakan masker<br />
<br />
pencampuran atau pelarutan<br />
- segera alirkan perlahan cairan pekat lewat batang pengaduk kedalam gelas kimia berisi akuades diatas.<br />
- hitung balik, konsentrasi cairan hasil pengenceran; tambahkan sesuai dengan kekurangan akuades<br />
<br />
b. teknik pengenceran dari cairan kurang pekat<br />
teknik pengenceran dari larutan tidak pekat menjadi larutan yang lebih encer(misal dari 3M ke 1M) lebih mudah dilakukan dan tidak perlu diruang asam. Caranya:<br />
<br />
ukur akuades(hasil hitung) dengan gelas ukur(berukuran sesuai dengan volume akhir larutan); kemudian tuangkan larutan lebih pekatnya kedalam gelas ukur tersebut sampai volumenya mendekati tanda batas; lanjutkan penambahan tetes per tetes sampai tanda batas volume akhir yang diharapkan.<br />
<br />
c. Perhitungan volume dan konsentrasi cairan<br />
sebelum melakukan perhitungan volume cairan, catatlah harga kadar/konsentrasi cairan yang akan diencerkan dari label kemasannya, dan tetapkan besarnya volume larutan encer yang hendak dibuat. Asam-asam pekat yang diperdagangkan, pada labelnya ditemukan dari harga molar, persen(b/b), dan massa jenisnya.<br />
<br />
Hubungan pengenceran Molar(M)<br />
hubungan matematis yang diterapkan:<br />
V1 x M1 = V2 x M2<br />
dimana: V= volume cairan(L), dan M= molaritas(mol/L) </div></div></div><script type="text/javascript">
if (window['tickAboveFold']) {window['tickAboveFold'](document.getElementById("latency-6305493982069637158")); }
</script> <br />
<div class="post-outer"><div class="post hentry uncustomized-post-template"><a href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=5302493050309596754" name="811261346892977324"></a> <br />
<h3 class="post-title entry-title"> <a href="http://datakimia.blogspot.com/2009/12/alat-alat-laboratorium-kimia.html">Alat-Alat Laboratorium Kimia</a> </h3><div class="post-header"></div><div class="post-body entry-content"><style type="text/css">
<!-- @page { size: 21cm 29.7cm; margin: 2cm } P { margin-bottom: 0.21cm } -->
</style> <br />
<div style="margin-bottom: 0cm;">1. Alat untuk mengekstrak (ekstraktor) <br />
<br />
Pemisahan suatu senyawa dari campurannya atau lebih dikenal dengan istilah pemurnian dapat dilakukan dengan berbagai metoda. Metoda yang dapat ditempuh adalah metoda ekstraksi, distilasi, atau dengan kromatografi. <br />
<br />
Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair. Ektraksi cair-cair dilakukan untuk mendapatkan suatu senyawa dalam campuran berfasa cair dengan pelarut lain yang fasanya cair juga. Prinsip dasar pemisahan ini adalah pemisahan senyawa yang memiliki perbedaan kelarutan pada dua pelarut yang berbeda. Alat yang digunakan adalah corong pisah. <br />
<br />
Ekstraksi padat-cair dilakukan bila ingin memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair. Alat yang digunakan adalah ektraktor soxhlet. Misalnya untuk mengekstrak minyak non-atsiri (senyawa yang terdapat pada bahan alam yang tidak mudah menguap). Larutan pengekstrak ditempatkan pada labu alas bulat (a). sampel yang telah dibungkus dengan kertas saring ditempatkan pada tabung ektraktor (b). Bagian ujung atas (c) merupakan pendingin Allihn atau pendingin bola. Ekstraktor soxhlet ini merupakan ektraktor kontinyu, pelarut pada labu (a) dipanaskan dan akan menguap, terkondensasi pada pendingin (c), selanjutnya pelarut akan masuk pada ektraktor (c). Apabila pelarut telah mencapai batas atas kapiler pelarut yang telah kontak dengan sampel akan masuk pada labu (a). Begitu seterusnya. <br />
<br />
2. Alat untuk distilasi (distiler) <br />
<br />
Distilasi adalah metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen yang ada di dalam campuran. Distilasi biasa dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didih yang cukup besar. Sedangkan distilasi uap dilakukan untuk pemisahan campuran yang memiliki perbedaan tekanan uap jenuh yang cukup antara komponen-komponen yang ada pada campuran. Pada distilasi uap, uap yang digunakan biasanya berupa uap air. Selain itu distilasi juga dapat dilakukan pada tekanan di bawah tekanan atmosfer. Metode ini dikenal sebagai distilasi pengurangan tekanan. Distilasi pengurangan tekanan dilakukan apabila komponen akan mengalami dekomposisi pada titik didihnya. Bila selisih titik didih komponen-komponen yang ada pada campuran kecil maka komponen alat distilasi ditambah dengan kolom vigreux. <br />
<br />
3. Alat untuk reflux <br />
<br />
Reaksi kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu di atas suhu kamar atau pada titik didih pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi adalah seperangkat alat refluks. Beberapa alat refluks ditampilkan pada gambar di samping. Ada beberapa tipe alat refluks. <br />
<br />
Alat refluks paling sederhana [1] dilengkapi dengan labu alas bulat (a) dan pendingin Liebig (b), [2] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b) dan corong pisah (c), [3] seperangkat alat refluks dilengkapi dengan labu alas bulat (a), pendingin Liebig (b), corong pisah (c), dan pengaduk atau termometer (d). <br />
<br />
4. Penyaring buchner <br />
<br />
Penyaring Buchner digunakan untuk proses penyaringan yang tidak dapat dilakukan dengan penyaring biasa. Penyaringan biasa dilakukan dengan memanfaatkan gaya grafitasi, sedangkan pada penyaring buchner, filtrat dipisahkan dari sistem campuran dengan cara disedot atau divakum. <br />
<br />
5. Tabung pengembang (chamber) <br />
<br />
Alat gelas ini digunakan pada percobaan kromatografi lapis tipis (KLT). Digunakan untuk tempat eluen (larutan pengembang) dan plat KLT yang telah dibubuhi (ditotol) sampel atau standar. <br />
<br />
Pengenalan alat gelas <br />
<br />
Sebelum mulai melakukan praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan K3 di laboratorium. Berikut ini diuraikan beberapa peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Kimia Dasar. Gambar 1 menunjukkan contoh peralatan gelas laboratorium. <br />
<br />
alat gelas lab <br />
<br />
alat gelas lab <br />
<br />
Gambar 1. Peralatan gelas sederhana untuk praktikum kimia <br />
<br />
1. Labu Takar <br />
<br />
Digunakan untuk menakar volume zat kimia dalam bentuk cair pada proses preparasi larutan. Alat ini tersedia berbagai macam ukuran. <br />
<br />
2. Gelas Ukur <br />
<br />
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus pada saat pembacaan skala. <br />
<br />
3. Gelas Beker <br />
<br />
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala, namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia. Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan. <br />
<br />
4. Pengaduk Gelas <br />
<br />
Digunakan untuk mengaduk suatu campuran atau larutan kimia pada waktu melakukan reaksi kimia. Digunakan juga untuk menolong pada waktu menuangkan/mendekantir cairan dalam proses penyaringan. <br />
<br />
5. Botol Pencuci <br />
<br />
Bahan terbuat dari plastic. Merupakan botol tempat akuades, yang digunakan untuk mencuci, atau membantu pada saat pengenceran. <br />
<br />
6. Corong <br />
<br />
Biasanya terbuat dari gelas namun ada juga yang terbuat dari plastic. Digunakan untuk menolong pada saat memasukkan cairan ke dalam suatu wadah dengan mulut sempit, seperti : botol, labu ukur, buret dan sebagainya. <br />
<br />
7. dan 8. Erlenmeyer <br />
<br />
Alat ini bukan alat pengukur, walaupun terdapat skala pada alat gelas tersebut (ralat cukup besar). Digunakan untuk tempat zat yang akan dititrasi. Kadang-kadang boleh juga digunakan untuk memanaskan larutan. <br />
<br />
9. dan 10. Tabung Reaksi <br />
<br />
Terbuat dari gelas. Dapat dipanaskan. Digunakan untuk mereaksikan zat zat kimia <br />
<br />
dalam jumlah sedikit. <br />
<br />
11. Kuvet <br />
<br />
Bentuk serupa dengan tabung reaksi, namun ukurannya lebih kecil. Digunakan sebagai tempat sample untuk analisis dengan spektrofotometer. Kuvet tidak boleh dipanaskan. Bahan dapat dari silika (quartz), polistirena atau polimetakrilat. <br />
<br />
12. dan 13. Rak Untuk tempat Tabung Reaksi <br />
<br />
Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi. <br />
<br />
14. Kaca Preparat <br />
<br />
15. Kawat Kasa <br />
<br />
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alas saat memanaskan alat gelas <br />
<br />
dengan alat pemanas/kompor listrik. <br />
<br />
16. dan 22. Penjepit <br />
<br />
Penjepit logam, digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas. <br />
17. Spatula <br />
<br />
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat Bantu mengambil bahan padat atau kristal. <br />
<br />
18. Kertas Lakmus <br />
<br />
Merupakan indikator berbentuk kertas lembaran-lembaran kecil, berwarna merah dan biru. Indikator yang lain ada yang berbentuk cair missal indikator Phenolphtalein (PP), methyl orange (MO) dan sebagainya. Merupakan alat untuk mengukur atau mengetahui tingkat keasaman (pH) larutan. <br />
<br />
19. Gelas Arloji <br />
<br />
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang. <br />
<br />
20. Cawan Porselein <br />
<br />
Alat ini digunakan untuk wadah suatu zat yang akan diuapkan dengan pemanasan. <br />
<br />
21. Pipet Pasteur (Pipet Tetes) <br />
<br />
Digunakan untuk mengambil bahan berbentuk larutan dalam jumlah yang kecil. <br />
<br />
23 dan 24. Sikat <br />
<br />
Sikat dipergunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung. <br />
<br />
25. Pipet Ukur <br />
<br />
Adalah alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar di bawah ini. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut. <br />
<br />
26. Pipet Gondok <br />
<br />
Pipet ini berbentuk seperti dibawah ini. Digunkan untuk mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. Gunakan propipet atau pipet pump untuk menyedot larutan. <br />
<br />
27. Buret <br />
<br />
Terbuat dari gelas. Mempunyai skala dank ran. Digunakan untuk melakukan titrasi. Zat yang digunakan untuk menitrasi (titran) ditempatkan dalam buret, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui kran. Volume dari zat yang dipakai dapat dilihat pada skala. <br />
<br />
Pengenalan bahan kimia <br />
<br />
<br />
Pengetahuan sifat bahan menjadi suatu keharusan sebelum bekerja di laboratorium. Sifat-sifat bahan secara rinci dan lengkap dapat dibaca pada Material Safety Data Sheet (MSDS) di dalam buku, CD, atau melalui internet. Pada tabel berikut disajikan sifat bahaya bahan berdasarkan kode gambar yang ada pada kemasan bahan kimia. Peraturan pada pengepakan dan pelabelan bahan kimia diwajibkan mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan berbahaya dan beracun (B3). <br />
<br />
Bahan berdasarkan fasa : <br />
<br />
1. Padat <br />
2. Cair <br />
3. gas <br />
<br />
Bahan berdasarkan kualitas <br />
<br />
1. teknis <br />
2. special grade : pro analyses (pa) <br />
3. special grade : material referrences <br />
<br />
pengenalan Simbol bahaya (Hazard symbol) <br />
<br />
1. Harmful (Berbahaya). <br />
<br />
Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan. <br />
<br />
1. Toxic (beracun) <br />
<br />
Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit. <br />
<br />
1. Corrosive (korosif) <br />
<br />
Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata. <br />
<br />
1. Flammable (Mudah terbakar) <br />
<br />
Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga api listrik, dan lain-lain. <br />
<br />
1. Explosive (mudah meledak) <br />
<br />
Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan dengan logam/metal) <br />
<br />
1. Oxidator (Pengoksidasi) <br />
<br />
Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor)</div></div></div></div><script type="text/javascript">
if (window['tickAboveFold']) {window['tickAboveFold'](document.getElementById("latency-811261346892977324")); }
</script> </div></div><div class="blog-feeds"></div><div id="sidebar-wrapper"></div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-34012161910491099682011-03-27T00:45:00.001-07:002011-03-27T00:45:44.988-07:00Sistem Saraf Pusat<h3 class="storytitle"><a href="http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/27/sistem-saraf-pusat/" rel="bookmark">Sistem Saraf Pusat</a></h3><div class="meta">Filed under: <a href="http://id.wordpress.com/tag/sistem-koordinasi-dan-indera/" rel="category tag" title="Lihat seluruh tulisan dalam Sistem Koordinasi dan Indera">Sistem Koordinasi dan Indera</a> — gurungeblog @ 8:21 am <br />
Tags: <a href="http://id.wordpress.com/tag/fungsi-otak/" rel="tag">fungsi otak</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/otak-besar/" rel="tag">otak besar</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/otak-kecil/" rel="tag">otak kecil</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/sistem-saraf-pusat/" rel="tag">Sistem saraf pusat</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/sumsum-tulang-belakang/" rel="tag">sumsum tulang belakang</a></div><div class="storycontent"> <div class="wp-caption alignright" id="attachment_405" style="width: 310px;"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/otak-dan-kegiatannya.jpg"><img alt="otak-dan-kegiatannya" class="size-medium wp-image-405" height="188" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/otak-dan-kegiatannya.jpg?w=300&h=188" title="otak-dan-kegiatannya" width="300" /></a><div class="wp-caption-text">otak-dan-kegiatannya</div></div>Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.<br />
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.<br />
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.<br />
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.<br />
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.<br />
<span id="more-404"></span>Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:<br />
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)<br />
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)<br />
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat<br />
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.<br />
<strong>1. Otak</strong><br />
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.<br />
a. Otak besar (serebrum)<br />
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.<br />
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.<br />
<strong>2. Otak tengah (mesensefalon)</strong><br />
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.<br />
<strong>3. Otak kecil (serebelum)</strong><br />
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.<br />
<strong>4. Jembatan varol (pons varoli)</strong><br />
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum<br />
tulang belakang.<br />
<strong>5. Sumsum sambung (medulla oblongata)</strong><br />
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.<br />
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.<br />
<strong>6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)</strong><br />
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.<br />
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.<br />
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.<br />
</div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-18228850289923223392011-03-27T00:42:00.000-07:002011-03-27T00:42:15.287-07:00Sistem Ekresi Pada Manusia<h3 class="storytitle"><a href="http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/18/sistem-ekskresi-pada-manusia/" rel="bookmark">Sistem Ekskresi pada Manusia</a></h3><div class="meta">Filed under: <a href="http://id.wordpress.com/tag/sistem-ekskresi/" rel="category tag" title="Lihat seluruh
tulisan dalam Sistem Ekskresi">Sistem Ekskresi</a> — gurungeblog @ 7:07 am <br />
Tags: <a href="http://id.wordpress.com/tag/ginjal/" rel="tag">ginjal</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/hati/" rel="tag">hati</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/kelainan/" rel="tag">Kelainan</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/kulit/" rel="tag">kulit</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/manusia/" rel="tag">manusia</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/paru-paru/" rel="tag">paru-paru</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/pengobatan/" rel="tag">pengobatan</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/penyakit/" rel="tag">penyakit</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/sistem-ekskresi/" rel="tag">Sistem Ekskresi</a></div><div class="storycontent"> <div class="wp-caption alignright" id="attachment_324" style="width: 332px;"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/sistem-ekskresi-manusia.jpg"><img alt="sistem-ekskresi-manusia" class="size-full wp-image-324" height="278" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/sistem-ekskresi-manusia.jpg?w=322&h=278" title="sistem-ekskresi-manusia" width="322" /></a><div class="wp-caption-text">sistem-ekskresi-manusia</div></div>Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu.<br />
Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit.<br />
Organ atau alat-alat ekskresi pada manusia terdiri dari:<br />
1. Paru-paru,<br />
2. Hati,<br />
3. Kulit, dan<br />
4. Ginjal.<br />
<span id="more-323"></span><br />
<strong>PARU-PARU</strong><br />
<div class="mceTemp"><br />
<dl class="wp-caption alignright"><dd class="wp-caption-dd"> </dd></dl></div><div class="wp-caption alignright" id="attachment_326" style="width: 320px;"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/paru-paru.jpg"><img alt="paru-paru" class="size-full wp-image-326" height="178" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/paru-paru.jpg?w=310&h=178" title="paru-paru" width="310" /></a><div class="wp-caption-text">paru-paru</div></div>Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.<br />
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.<br />
<strong>FUNGSI PARU-PARU </strong><br />
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan KARBONDIOKSIDA (CO2) dan UAP AIR (H2O).<br />
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung<br />
<strong> KELAINAN-KELAINAN PADA PARU-PARU</strong><br />
Kelainan-kelainan pada paru-paru, diantaranya adalah:<br />
1. Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang diantaranya disebabkan oleh alergi terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.<br />
2.Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.<br />
3.Emphysema, adalah penyakit pembengkakan paru-paru karena pembuluh darahnya terisi udara.<br />
<strong>CARA MENGATASI KELAINAN PADA PARU-PARU</strong><br />
Upaya menghindari dan mengatasi kelainan-kelainan pada paru-paru adalah dengan menjalankan pola hidup sehat, diantaranya:<br />
1. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi secara teratur<br />
2. Berolah raga dengan teratur<br />
3. Istirahat minimal 6 jam per hari<br />
4. Mengindari konsumsi rokok, minum minuman beralkohol dan narkoba<br />
5. Hindari Stress<br />
<strong>HATI (HEPAR)</strong><br />
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_327" style="width: 280px;"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/hati.jpg"><img alt="hati" class="size-medium wp-image-327" height="164" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/hati.jpg?w=270&h=164" title="hati" width="270" /></a><div class="wp-caption-text">hati</div></div>Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri.<br />
Zat racun yang masuk ke dalam tubuh akan disaring terlebih dahulu di hati sebelum beredar ke seluruh tubuh. Hati menyerap zat racun seperti obat-obatan dan alkohol dari sistem peredaran darah. Hati mengeluarkan zat racun tersebut bersama dengan getah empedu.<br />
<strong>FUNGSI HATI</strong><br />
Hati merupakan organ yang sangat penting, berfungsi untuk:<br />
1. Menghasilkan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah<br />
2. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit<br />
3. Mengubah zat gula menjadi glikogen dan menyimpanya sebagai cadangan gula<br />
4. Membentuk protein tertentu dan merombaknya<br />
5. Tempat untuk mengubah pro vitamin A menjadi vitamin<br />
6. Tempat pembentukan protrombin yang berperan dalam pembekuan darah<br />
Zat warna empedu hasil perombakan sel darah merah yang telah rusak tidak langsung dikeluarkan oleh hati, tetapi dikeluarkan melalui alat pengeluaran lainnya. Misalnya, akan dibawa oleh darah ke ginjal dan dikeluarkan bersama-sama di dalam urin.<br />
<strong>KELAINAN-KELAINAN PADA HATI</strong><br />
Gangguan pada hati yang umumnya dijumpai di masyarakat saat ini adalah HEPATITIS atau PENYAKIT KUNING. Disebut demikian karena tubuh penderita menjadi kekuningan, disebabkan zat warna empedu beredar ke seluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh serangan virus yang dapat menular melalui makanan, minuman, jarum suntik dan transfusi darah.<br />
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT.<br />
Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah:<br />
1. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA)<br />
2. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB)<br />
3. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC)<br />
<strong>MENGATASI KELAINAN-KELAINAN PADA HATI</strong><br />
Cara mengatasi kelainan-kelainan pada hati diantaranya adalah dengan:<br />
1. Pemberian vaksinasi<br />
2. Makan makanan yang sehat<br />
3. Menghindari penggunaan obat-obatan terlarang<br />
4. Berolahraga dengan teratur<br />
5. Sterilisasi penggunaan jarum suntik<br />
6. Menghindari pergaulan bebas (berganti-ganti pasangan)<br />
<strong>KULIT</strong><br />
<dl class="wp-caption alignright"><dt class="wp-caption-dt"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/kulit.jpg"><img alt="kulit" class="size-full wp-image-325" height="274" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/kulit.jpg?w=436&h=274" title="kulit" width="436" /></a></dt>
</dl>Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.<br />
<strong>FUNGSI KULIT</strong><br />
<dl class="wp-caption alignright"><dt class="wp-caption-dt"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/kulit.jpg"><br />
</a></dt>
</dl>Fungsi kulit antara lain sebagai berikut:<br />
- mengeluarkan keringat<br />
- pelindung tubuh<br />
- menyimpan kelebihan lemak<br />
- mengatur suhu tubuh, dan<br />
- tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan<br />
bantuan sinar matahari yang mengandung ultraviolet<br />
<strong>Proses Pembentukan Keringat</strong><br />
Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Karena pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal.<br />
Kelainan pada kulit yang banyak dialami oleh para remaja adalah jerawat. Ada tiga tipe jerawat, yaitu:<br />
1. Komedo<br />
2. Jerawat biasa<br />
3. Cystic Acne (Jerawat Batu/Jerawat Jagung)<br />
Banyak jenis obat dan perawatan yang ditawarkan untuk menghilangkan jerawat. Namun, sesungguhnya alam sudah menyediakan aneka tanaman yang mampu menghilangkan jerawat. Tanaman-tanaman itu antara lain tomat, jeruk nipis, belimbing wuluh, mentimun, dan temulawak.<br />
<strong><br />
MENGATASI KELAINAN PADA KULIT</strong><br />
Kulit perlu mendapat perawatan yang tepat agar senantiasa sehat. Berikut 4 langkah perawatan kulit yang sangat mendasar:<br />
1. Makan Makanan Yang Mengandung Nutrisi<br />
Kulit seperti juga organ tubuh lain, terdiri atas sel-sel yang berkembang dan membutuhkan berbagai nutrisi. Nutrisi pada kulit digunakan untuk mengaktifkan sirkulasi darah ke kulit, menjaga kelenturan dan kekencangan kulit serta mencegah oksidasi lemak yang menyebabkan kulit menjadi kering.<br />
2. Minum Air Putih Minimal 8 Gelas Setiap Hari<br />
Air berfungsi sebagai media untuk mengangkut dan membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh dan mencegah kekeringan. Selain 8 gelas air segar setiap hari, asupan cairan yang baik bagi kulit bisa didapatkan dari buah dan sayuran.<br />
3. Berolahraga Dengan Teratur<br />
Olahraga teratur 3 kali seminggu akan membantu kelancaran sirkulasi darah, sehingga asupan nutrisi kulit terpenuhi.<br />
4. Mandi Untuk Membersihkan Badan<br />
Mandi secara teratur menggunakan sabun, bermanfaat menghilangkan lemak dan kotoran pada permukaan kulit. Namun kita perlu berhati-hati dalam memilih sabun, karena detergen yang terkandung di dalamnya cenderung meningkatkan pH kulit sehingga dapat menyebabkan kekeringan pada kulit.<br />
<strong>GINJAL</strong><br />
Dunia kedokteran biasa menyebutnya ‘ren’ (renal/kidney). Bentuknya seperti kacang merah, berjumlah sepasang dan terletak di daerah pinggang. Ukurannya kira-kira 11x 6x 3 cm. Beratnya antara 120-170 gram. Struktur ginjal terdiri dari: kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula) dan rongga ginjal (pelvis). Pada bagian kulit ginjal terdapat jutaan nefron yang berfungsi sebagai penyaring darah. Setiap nefron tersusun dari Badan Malpighi dan saluran panjang (Tubula) yang bergelung. Badan Malpighi tersusun oleh Simpai Bowman (Kapsula Bowman) yang didalamnya terdapat Glomerolus.<br />
<strong>FUNGSI GINJAL</strong><br />
1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh<br />
2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan<br />
3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal<br />
4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia<br />
5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah (SDM) di sumsum tulang<br />
<strong>PROSES PEMBENTUKAN URINE<br />
</strong>Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi.<br />
<strong>1. Penyaringan (filtrasi)</strong><br />
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan.<br />
Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan.<br />
Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya<br />
<strong>2. Penyerapan kembali (reabsorbsi)</strong><br />
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea.<br />
Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.<br />
Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin.<br />
Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.<br />
<strong>3. Augmentasi</strong><br />
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.<br />
Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra.<br />
Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.<br />
<strong>KELAINAN PADA GINJAL</strong><br />
Kelainan-kelainan pada ginjal diantaranya adalah gagal ginjal dan batu ginjal.<br />
1. Gagal Ginjal<br />
Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme.<br />
Penyebab terjadinya gagal ginjal antara lain disebabkan oleh:<br />
1. Makan makanan berlemak<br />
2. Kolesterol dalam darah yang tinggi<br />
3. Kurang berolahraga<br />
4. Merokok, dan<br />
5. Minum minuman beralkohol.<br />
<strong>Mengatasi Gagal Ginjal</strong><br />
Kemajuan ilmu pengetahuan, memungkinkan fungsi ginjal digantikan. Penggantian fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah . Dialisis/cuci darah dibedakan menjadi:<br />
1. HD (Hemodialisis), dialisis dengan bantuan mesin<br />
2. PD (Peritoneal Dialisis), dialisis melalui rongga perut<br />
2. Batu Ginjal<br />
Urine banyak mengandung mineral dan berbagai bahan kimiawi. Urin belum tentu dapat melarutkan semua itu. Apabila kita kurang minum atau sering menahan kencing, mineral-mineral tersebut dapat mengendap dan membentuk batu ginjal.<br />
Batu ginjal merupakan kristal yang terlihat seperti batu yang terbentuk di ginjal. Kristal-kristal tersebut akan berkumpul dan saling berlekatan untuk membentuk formasi “batu”. Apabila batu tersebut menyumbat saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih, saluran kemih manusia yang mirip selang akan teregang kuat karena menahan air seni yang tidak bisa keluar. Hal itu tentu menimbulkan rasa sakit yang hebat.<br />
</div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-36583876556519385122011-03-27T00:41:00.000-07:002011-03-27T00:41:07.339-07:00Jenis Pernapasan Pada Manusia<h3 class="storytitle"><a href="http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/05/jenis-pernafasan-dan-mekanisme-pertukaran-gas/" rel="bookmark">Jenis Pernafasan dan Mekanisme Pertukaran Gas</a></h3><div class="meta">Filed under: <a href="http://id.wordpress.com/tag/sistem-pernafasan/" rel="category tag" title="Lihat
seluruh tulisan dalam Sistem Pernafasan">Sistem Pernafasan</a> — gurungeblog @ 1:39 am <br />
Tags: <a href="http://id.wordpress.com/tag/jenis-pernafasan-dan-mekanisme-pertukaran-gas/" rel="tag">Jenis Pernafasan dan Mekanisme Pertukaran Gas</a></div><div class="storycontent"> Macam Pernapasan<br />
<strong>1. Pernapasan Dada</strong><br />
Pernapasan dada berlangsung dalam 2 tahap, yaitu :<br />
Inspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat, volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, sehingga tekanan udaranya menjadi lebih kecil dari udara atmosfer, sehingga udara masuk.<br />
Ekspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk akan tertarik ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan udara rongga dada meningkat, tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dari udara atmosfer, akibatnya udara keluar.<span id="more-132"></span><br />
<strong>2. Pernapasan perut</strong><br />
Pernapasan perut berlangsung dalam dua tahap, yaitu :<br />
Inspirasi, terjadi bila otot diafragma berkontraksi, diafragma mendatar mengakibatkan volume rongga dada membesar sehingga tekanan udaranya mengecil dan diikuti paru-paru yang mengembang mengakibatkan tekanan udaranya lebih kecil dari tekanan udara atmosfer dan udara masuk.<br />
Ekspirasi, diawali dengan otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut berkontraksi menyebabkan diafragma terangkat dan melengkung menekan rongga dada, sehingga volume rongga dada mengecil dan tekanannya meningkat sehingga udara dalam paru-paru keluar.<br />
Pernapasan perut umumnya terjadi saat tidur.<br />
<strong>MEKANISME PERTUKARAN GAS</strong><br />
<strong>Pengangkutan O2</strong><br />
Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan jaringan tubuh, melalui proses difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut :<br />
Sekitar 97% oksigen dalam bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2 – 3% yang larut dalam plasma darah akan dibawa oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan selanjutnya akan terjadi pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke jaringan tubuh, seperti reaksi berikut :<br />
<strong>Pengangkutan CO2</strong><br />
Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi sel akan berdifusi ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut ke paru-paru untuk dikeluarkan sebagai udara pernapasan.<br />
Ada 3 (tiga) cara pengangkutan CO2 :<br />
Sebagai ion karbonat (HCO3), sekitar 60 – 70%.<br />
Sebagai karbominohemoglobin (HbCO2), sekitar 25%.<br />
Sebagai asam karbonat (H2CO3) sekitar 6 – 10%.<br />
</div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-15869197111230691292011-03-27T00:40:00.000-07:002011-03-27T00:40:00.844-07:00Sistem Gerak Pada Manusia<h3 class="storytitle"><a href="http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/04/sistem-alat-gerak-otot-pada-manusia/" rel="bookmark">Sistem Alat Gerak / Otot pada Manusia</a></h3><div class="meta">Filed under: <a href="http://id.wordpress.com/tag/sistem-gerak/" rel="category tag" title="Lihat seluruh
tulisan dalam Sistem Gerak">Sistem Gerak</a> — gurungeblog @ 7:23 am <br />
Tags: <a href="http://id.wordpress.com/tag/manusia/" rel="tag">manusia</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/otot/" rel="tag">Otot</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/sistem-alat-gerak/" rel="tag">Sistem Alat Gerak</a></div><div class="storycontent"> <a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/anatomy-illustrated.jpg"><img alt="anatomy-illustrated" class="size-full wp-image-123 alignright" height="152" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/anatomy-illustrated.jpg?w=194&h=152" title="anatomy-illustrated" width="194" /></a>Otot merupakan alat gerak aktif. Pada umumnya hewan mempunyai kemampuan untuk bergerak. Gerakan tersebut disebabkan karena kerja sama antara otot dan tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh otot. Otot mampu menggerakan tulang karena mempunyai kemampuan berkontraksi.<br />
Kerangka manusia merupakan kerangka dalam, yang tersusun dari tulang keras (osteon) dan tulang rawan (kartilago)<br />
<a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/anatomy-illustrated.jpg"><br />
</a><br />
Fungsi kerangka:<br />
1. Untuk menggerakan tubuh serta menentukan bentuk tubuh.<br />
2. Melindungi alat-alat tubuh yang penting dan lemah, misalnya otak, jantung, dll.<br />
3. Tempat melekatnya otot-otot<br />
4. Tempat pembentukan sel darh merah dan sel darah putih<br />
5. Alat gerak pasif<br />
a. Tulang Rawan :<br />
• Tulang rawan hanya mengandung sedikit zat kapur sehingga lunak.<br />
• Tulang rawan terdapat pada bayi, dan bagian-bagian tertentu pada kerangka dewasa.<br />
b. Tulang Keras :<br />
Merupakan bagian utama pada kerangka dewasa. Susunanya terdiri dari sedikit sel-sel, dan matriknya diperkuat dengan zat kapur, sehingga kuat dan keras. Berdasarkan strukturnya, tulang keras dibedakan menjadi tulang kompak(padat) dan tulang spons. Sedangkan berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tulang pipih, tulang pendek, dan tulang panjang.<br />
• Rongga di dalam tulang berisi sumsum tulang ada 2 macam yaitu sumsum kering dan sumsum merah.<br />
• Pertumbuhan tulang terjadi pada tulang rawan embrional dan kemudian pada cakra epifise.<br />
<strong>Persendian</strong><br />
Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih.<br />
Persendian dibedakan menjadi 2 yaitu:<br />
● 1. Hubungan Sinartrosis<br />
• Sinkondrosis : antara tulang dihubungkan melalui tulang rawan sehingga memungkinkan sedikit gerak akibat elastisitas tulang rawan.<br />
Contoh :<br />
hubungan tulang rusuk dengan tulang dada.<br />
Hubungan ruas-ruas tulang belakang.<br />
• Sinfibrosis : kedua ujung tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosis yang pada akhirnya mengalami penulangan dan tidak memungkinkan adanya gerak.<br />
Contoh :<br />
Hubungan antar tulang-tulang tengkorak<br />
● 2. Hubungan Diartrosis<br />
Hubungan antar tulang ini memunkinkan terjadinya gerak karena pada ujung-ujung tulang terdapat lapisan tulang rawan hyalin, yang dilumasi dengan cairan synovial, meliputi :<br />
• Sendi Engsel, terdapat pada hubungan antara :<br />
o ruas-ruas jari<br />
o siku<br />
o lutut<br />
• Sendi Putar, terdapat pada hubungan antara :<br />
o tulang hasta dengan pengumpil<br />
o tulang kepala dengan tulang atlas<br />
• Sendi Pelana, terdapat pada hubungan antara :<br />
o Ruas-ruas jari dengan telapak kaki<br />
• Sendi Peluru, terdapat pada hubungan antara :<br />
o tulang lengan dengan gelang bahu<br />
o tulang paha dengan gelang panggul<br />
• Sendi Kaku, terdapat pada hubungan antara :<br />
o tulang-tulang pergelangan tangan<br />
o tulang-tulang pergelangan kaki<br />
<strong>Kelainan Pada Tulang</strong><br />
*-Kelainan tulang karena kebiasaan yang salah :<br />
• Lordosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke depan<br />
• Kiposis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke belakang<br />
• Skoliosis, tulang punggung yang bengkok ke kiri atau ke kanan<br />
*-Kelainan tulang karena kekurangan gizi<br />
• Kekurangan zat gizi seperti vitamin D, zat kapur, dan fosfor, dapat menimbulkan gangguan proses pembentukan tulang.<br />
*-Fraktura (patah tulang)<br />
*-Fisura (retak tulang)<br />
*-Arthritis (radang sendi)<br />
*-Memar<br />
<strong>Sistem Otot</strong><br />
● Jenis-jenis Otot<br />
• Otot Polos<br />
• Otot Lurik/otot rangka<br />
• Otot Jantung (miokardium)<br />
● Cara Kerja Otot<br />
Dengan adanya protein khusus aktin dan miosin, otot bekerja dengan memendek (berkontraksi) dan mengendur (relaksasi)<br />
Cara kerja otot dapat dibedakan :<br />
• Secara antagonis atau berlawanan; yaitu cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi.<br />
Contoh: Otot trisep dan bisep pada lengan atas.<br />
• Secara sinergis atau bersamaan; yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi.<br />
Contoh : – otot-otot pronator yang terletak pada lengan bawah<br />
- otot-otot dada<br />
- otot-otot perut<br />
</div>kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-22598700467209453962011-03-27T00:36:00.001-07:002011-03-27T00:36:38.125-07:00Sistem Pernapasan Manusia<h3 class="storytitle"><a href="http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/22/sistem-pencernaan-makanan-pada-manusia/" rel="bookmark">Sistem pencernaan makanan pada manusia</a></h3><div class="meta">Filed under: <a href="http://id.wordpress.com/tag/sistem-pencernaan/" rel="category tag" title="Lihat
seluruh tulisan dalam Sistem Pencernaan">Sistem Pencernaan</a> — gurungeblog @ 5:34 am <br />
Tags: <a href="http://id.wordpress.com/tag/anus/" rel="tag">Anus</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/esofagus/" rel="tag">Esofagus</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/lambung/" rel="tag">Lambung</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/manusia/" rel="tag">manusia</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/rektum/" rel="tag">Rektum</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/rongga-mulut/" rel="tag">Rongga Mulut</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/sistem-pencernaan-makanan/" rel="tag">Sistem pencernaan makanan</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/usus-besar/" rel="tag">Usus Besar</a>, <a href="http://id.wordpress.com/tag/usus-halus/" rel="tag">Usus Halus</a></div><div class="wp-caption alignright" id="attachment_371" style="width: 244px;"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/sistem-pencernaan.jpg"><img alt="sistem-pencernaan" class="size-full wp-image-371" height="277" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/sistem-pencernaan.jpg?w=234&h=277" title="sistem-pencernaan" width="234" /></a><div class="wp-caption-text">sistem-pencernaan</div></div>Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari<br />
1. Rongga Mulut,<br />
2. Esofagus<br />
3. Lambung<br />
4. Usus Halus<br />
5. Usus Besar<br />
6. Rektum<br />
7. Anus.<br />
<strong><span id="more-374"></span><br />
Rongga Mulut</strong><br />
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_372" style="width: 424px;"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/rongga-mulut.jpg"><img alt="rongga-mulut" class="size-full wp-image-372" height="316" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/rongga-mulut.jpg?w=414&h=316" title="rongga-mulut" width="414" /></a><div class="wp-caption-text">rongga-mulut</div></div>Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :<br />
a.Gigi<br />
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil. Perhatikan gambar disamping.<br />
b..Lidah<br />
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.<br />
c..Kelenjar Ludah<br />
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.<br />
<strong>Esofagus (Kerongkongan)</strong><br />
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung<br />
<strong>Lambung</strong><br />
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_373" style="width: 307px;"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/lambung.jpg"><img alt="lambung" class="size-full wp-image-373" height="286" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/lambung.jpg?w=297&h=286" title="lambung" width="297" /></a><div class="wp-caption-text">lambung</div></div>Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.<br />
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :<br />
<ul><li>Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus</li>
<li>Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit</li>
<li>Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.</li>
<li>Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.</li>
</ul>Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.<br />
Fungsi HCI Lambung :<br />
1. Merangsang keluamya sekretin<br />
2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.<br />
3. Desinfektan<br />
4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu mengeluarkan getahnya.<br />
<strong>Usus Halus</strong><br />
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_375" style="width: 284px;"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/usus-halus.jpg"><img alt="usus-halus" class="size-full wp-image-375" height="261" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/usus-halus.jpg?w=274&h=261" title="usus-halus" width="274" /></a><div class="wp-caption-text">usus-halus</div></div>Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.<br />
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :<br />
<ul><li>Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida</li>
<li>Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.</li>
<li>Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus</li>
<li>Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.</li>
</ul>Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :<br />
<ul><li>Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung</li>
<li>Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.</li>
<li>Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida</li>
<li>Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol</li>
<li>Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.</li>
<li>Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino</li>
<li>Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat</li>
<li>Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal</li>
<li>Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal</li>
</ul><strong>PROSES PENCERNAAN MAKANAN</strong><br />
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :<br />
a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.<br />
b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.<br />
c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.<br />
d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.<br />
<strong>Usus Besar (Kolon)</strong><br />
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_376" style="width: 461px;"><a href="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/usus-besar.jpg"><img alt="usus-besar" class="size-full wp-image-376" height="326" src="http://gurungeblog.files.wordpress.com/2008/11/usus-besar.jpg?w=451&h=326" title="usus-besar" width="451" /></a><div class="wp-caption-text">usus-besar</div></div>Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :<br />
a. Menyerap air selama proses pencernaan.<br />
b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.<br />
c. Membentuk massa feses<br />
d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.<br />
<strong>Rektum dan Anus</strong><br />
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.<br />
<strong>Gangguan Sistem Pencernaan</strong><br />
• Apendikitis-Radang usus buntu.<br />
• Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.<br />
• Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)<br />
• Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.<br />
• Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong<br />
• Tukak Lambung/Maag-”Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori<br />
• Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit<br />
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).<br />
<strong>Diare</strong><br />
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.<br />
<strong>Konstipasi (Sembelit)</strong><br />
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.<br />
<strong>Tukak Lambung (Ulkus)</strong><br />
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.<br />
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).<br />
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut <strong>kolik</strong>. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung.<br />
Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5302493050309596754.post-88943684799865333672011-03-27T00:19:00.001-07:002011-03-27T00:20:07.118-07:00Titrasi Asam Basa<h1 class="title">Titrasi Asam Basa</h1><div class="meta-info">Apr 7, 2008 <span>by</span> <a href="http://belajarkimia.com/author/morie/" title="Posts by
indigoMorie">indigoMorie</a></div><div style="text-align: justify;"><img align="left" alt="titrasi
asam basa" hspace="10" src="http://belajarkimia.com/images/titrasiasambasa.jpg" vspace="10" />Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas tentang titrasi asam basa)</div><div style="text-align: justify;">Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan.</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: #333399;"><br />
Prinsip Titrasi Asam basa</span></strong></div><div style="text-align: justify;">Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.</div><div style="text-align: justify;">Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.</div><div style="text-align: justify;">Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: #333399;">Cara Mengetahui Titik Ekuivalen</span></strong></div><div style="text-align: justify;">Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.</div><div style="text-align: justify;">1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.</div><div style="text-align: justify;">2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.</div><div style="text-align: justify;">Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.</div><div style="text-align: justify;">Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.</div><div style="text-align: justify;">Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.</div><div style="text-align: justify;">Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.</div><div style="text-align: justify;"><strong><span style="color: #333399;">Rumus Umum Titrasi</span></strong></div><div style="text-align: justify;">Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut:</div><div style="text-align: center;"><strong><span style="color: #333399;">mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa</span></strong></div><div style="text-align: justify;">Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai:</div><div style="text-align: center;"><strong><span style="color: #333399;">NxV asam = NxV basa</span></strong></div><div style="text-align: justify;">Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: center;"><strong><span style="color: #333399;">nxMxV asam = nxVxM basa</span></strong></div>keterangan :<br />
N = Normalitas<br />
V = Volume<br />
M = Molaritas<br />
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)kasih sayang bundahttp://www.blogger.com/profile/12881165944446502316noreply@blogger.com0